Sumber: Financial Times,Forbes | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Hampir semua orang di dunia menyukai kisah sukses seorang miliarder. Tidak terkecuali kisah menarik dari Jack Ma dan perusahaannya Alibaba.
Nah, kontributor Forbes Christopher B Nelson pada 2015 lalu pernah mengulas soal buku yang kerap dibawa Ma di dalam tasnya setiap hari. Kabarnya, buku tersebut mempengaruhi filosofi kepemimpinannya. Penasaran buku apa itu?
Baca Juga: Di tengah perang dagang AS-China, Elon Musk dan Jack Ma jadi pembicara di Shanghai
Mengutip Forbes, dalam sebuah wawancara dengan Chen Wei, penulis autobiografi Ma di tahun 2014, pendiri Alibaba tersebut selalu membawa buku Tao Te Ching, buku dasar mengenai filsafat, agama, dan etika Tao yang disusun oleh Lao Tzu pada abad keenam sebelum masehi.
Apa yang menyebabkan Ma selalu menyimpan buku ini di dalam tasnya?
Jika dilihat, Taoisme tampaknya tidak ada hubungan dengan dihelatnya IPO Alibaba yang berhasil mengumpulkan dana senilai US$ 25 miliar atau, menjadikan Ma menjadi orang terkaya di China dalam kurun waktu singkat. Tao Te Ching lebih menekankan pembelajaran bagi pembaca untuk hidup sesuai dengan "jalan" yang ditetapkan. Itu akan mengisi rasa "kekosongan" dan menumbuhkan "keterbukaan" dalam diri.
Baca Juga: Belajar dari Jack Ma, si manusia gaptek yang menjelma menjadi miliarder
Ma sepertinya menerapkan filosofi Taoisme ke dalam perusahaan yang didirikannya, Alibaba. Hal ini sangat tampak pada dinamika dan budaya kerja yang ada di Alibaba, di mana dedikasi pertama ditujukan untuk konsumen, kedua untuk karyawan dan ketiga bagi pemegang saham.
Mengutip Financial Times, para karyawan secara konstan dievaluasi oleh manajer atas komitmen mereka atas enam nilai inti, yakni: kerja tim, integritas, konsumen adalah yang utama, terbuka atas perubahan, komitmen, serta passion.
Nah, buku Tao Te Ching menekankan seluruh karakteristik ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Baca Juga: Wow, kekayaan 20 keluarga terkaya di Asia ini menembus Rp 6.403 triliun
Berbicara tentang filosofi dan agama dengan salah seorang karyawan bisa terasa canggung. Namun, Ma berhasil menemukan cara kreatif untuk menyebarkan semangat Tao melalui Alibaba - yaitu melalui novel kung fu.
Kung fu dan Taoisme terkait erat. Kung fu menanamkan kebajikan "tindakan tanpa tindakan." Hal-hal seperti pernapasan dan kekuatan internal lebih dihargai daripada pukulan pembangkit tenaga listrik.
Banyak karyawan Alibaba telah berbicara tentang kecintaan Ma terhadap novel kung fu, bagaimana mereka adalah bagian dari “budaya kung fu” dan bagaimana para pekerja suka mengadopsi nama panggilan kung fu dari literatur. Menurut Washington Post, nama panggilan kungfu milik Ma adalah "Feng Qingyang" ("tidak dapat diprediksi dan agresif"). Ma dan koleganya bahkan menyebut enam nilai inti Alibaba dengan teknik kung fu: "Six Vein Spirit Sword".
Baca Juga: Inilah lima rahasia Jack Ma untuk menjadi setajir sekarang
Ma, yang menghabiskan tahun-tahun awalnya sebagai guru bahasa Inggris sebelum melejit ke panggung bisnis, menggunakan literatur untuk memotivasi karyawannya. Dengan mendorong karyawannya untuk membaca genre sastra ringan, pada saat yang sama ia menanamkan nilai-nilai filosofis dari Tao Te Ching. Dia mengajar Taoisme tanpa memaksa karyawannya membaca puisi yang sulit dipahami dari teks dasarnya.