Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China mengirimkan peringatan keras kepada AS menjelang pertemuan bilateral mereka di Alaska pada minggu ini. China mengatakan, mereka tidak akan berkompromi tentang tuduhan Amerika sebagai pelanggaran hak asasi manusia.
Melansir Express.co.uk, China dan AS akan bertemu untuk pertama kalinya ketika Presiden AS Joe Biden mencoba untuk melunakkan beberapa sikap keras yang dilakukan Donald Trump terhadap negara timur itu.
Namun, Gedung Putih mengatakan akan bersikap keras terhadap penentangannya terhadap pelanggaran hak asasi manusia China. Beijing menanggapinya dengan mengatakan mereka tidak berharap adanya penyelesaian permasalahan lewat pertemuan secara tatap muka di Alaska.
Cui Tiankai, duta besar China untuk AS, mengirim peringatan mengerikan menjelang pertemuan tersebut. Dia mengatakan, China tidak akan berkompromi pada posisinya untuk menciptakan "suasana yang baik" dengan Amerika.
Baca Juga: Beijing: Pernyataan AS-Jepang sangat mencampuri urusan dalam negeri China
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mengunjungi negara-negara tetangga China untuk menyiarkan pesan sebelum pertemuan tersebut.
"Kami menjelaskan dengan jelas tentang kegagalan Beijing yang konsisten untuk menegakkan komitmen (keamanan) dan kami berbicara tentang perilaku agresif dan otoriter China yang menantang keamanan dan kemakmuran kawasan Indo-Pasifik," jelas Blinken seperti yang dikutip Express.co.uk.
Baca Juga: China: Pernyataan AS-Jepang adalah serangan jahat terhadap kebijakan luar negeri kami
Duta Besar China untuk AS mengatakan, aksi roadshow Amerika untuk menekan China tidak perlu dan tidak berguna dan menegaskan kembali sikap tegas China terhadap AS.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, AS menjatuhkan sanksi baru pada beberapa pejabat China yang menurut mereka bertanggung jawab atau terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia menjelang pertemuan tersebut.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan akan mewakili AS pada pembicaraan Alaska minggu ini.
Mereka akan bertemu dengan Anggota Dewan Negara China Wang Yi dan kepala urusan luar negeri Partai Komunis China Yang Jiechi.
Pertemuan tidak hanya akan fokus pada masalah hak asasi manusia tetapi akan berbicara tentang pandemi dan perdagangan.
"Tidak ada ruang bagi China untuk berkompromi pada masalah yang terkait dengan keamanan kedaulatan dan kepentingan inti," jelas Juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian.
Baca Juga: Taiwan bangun kapal selam serang, AS siap pasok peralatan pendukung
China telah mendapat kecaman oleh Inggris dan AS karena penindasannya terhadap populasi Muslim Uyghur yang tinggal di negara tersebut.
Ketegangan antara Inggris dan China juga meningkat karena bentrokan China dengan pengunjuk rasa Hong Kong yang berdemonstrasi menentang RUU keamanan baru mereka.
Banyak yang khawatir RUU keamanan baru akan membatasi banyak kebebasan yang dinikmati warga Hong Kong seperti kebebasan berbicara dan berekspresi.
China juga menjadi sasaran penyelidikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang asal-usul Covid-19.