Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Kementerian Pertahanan Jepang mencatat adanya 520 aktivitas pendaratan dan lepas landas di dua kapal induk China yang saat ini berada di perairan Pasifik.
Dua kapal induk China yang dipantau adalah Liaoning dan Shandong. Jepang, pada 9 Juni 2025, mengumumkan bahwa mereka untuk pertama kalinya memantau dua kapal induk China beroperasi secara bersamaan di Pasifik.
Dalam laporannya, Kementerian Pertahanan Jepang menilai bahwa dua kapal induk China tersebut sedang mempersiapkan diri untuk operasi perairan jauh.
"Mereka bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan operasi di perairan yang jauh," ungkap kementerian, dikutip Kyodo hari Rabu (18/6).
Baca Juga: Utang Luar Negeri Pemerintah Capai US$ 208 Miliar, Jepang Kreditur Terbesar
Ratusan Aktivitas Pesawat Tempur
Dalam laporan terbaru, Kementerian Pertahanan Jepang mencatat 290 pendaratan dan lepas landas di kapal Liaoning antara 8-16 Juni selama kapal itu bergerak ke barat daya.
Pantauan terakhir menunjukkan, kapal tersebut berada di daerah sekitar 650 kilometer jauhnya dari Pulau Iwoto, sekitar 1.250 km selatan Tokyo.
Liaoning menjadi kapal induk China pertama yang berlayar melewati garis pertahanan strategis, atau 'rangkaian pulau kedua,' yang membentang dari Kepulauan Izu milik Jepang hingga Guam.
Baca Juga: Ini 9 Negara Pemilik Senjata Nuklir di Tahun 2025, Tak Ada Nama Iran
Kapal induk ini terletak di sebelah timur area tersebut, yang membentang dari kepulauan Jepang melalui Taiwan hingga Filipina.
Pada periode yang sama, terjadi juga 230 pendaratan dan lepas landas diamati dari kapal induk Shandong yang berlayar di perairan sekitar Pulau Okinotori, sekitar 1.700 km selatan Tokyo dan titik paling selatan Jepang.
Sebelum ini, Jepang juga telah mengajukan protes kepada China karena pesawat tempur J-15 dari Shandong terbang sangat dekat dengan pesawat patroli Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) di atas laut lepas Pasifik pada tanggal 7 dan 8 Juni.
Tonton: Imbas Perang Dagang, Produk Murah Asal China Membanjiri Indonesia. Industri Lokal Tertekan