Sumber: Arab News | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JEDDAH. Israel menyerang Jalur Gaza pada Selasa dengan serangan udara paling sengit dalam 75 tahun sejarahnya, jumlah korban tewas di kedua belah pihak akibat serangan mendadak Hamas melampaui 3.000 orang.
Lebih dari 1.000 warga Israel kini diketahui tewas ketika pejuang militan menyerbu perbatasan Gaza, setidaknya 830 warga Palestina tewas dalam empat hari serangan udara balasan Israel, dan militer Israel mengklaim telah membunuh 1.500 penyerang Hamas.
Di seberang tembok penghalang yang memisahkan Israel dari Gaza, tentara Israel mengumpulkan korban tewas terakhir dan memulihkan kendali mereka atas perbatasan. Di langit di atas Gaza, serangan udara Israel semakin intensif, mengguncang tanah dan mengirimkan asap dan api ke langit.
Baca Juga: Peretas Memicu Konflik Israel-Gaza Secara Online
Lebih dari 180.000 warga Gaza kehilangan tempat tinggal, banyak di antaranya berkerumun di jalan atau di sekolah. Serangan Israel sejak Sabtu telah menghancurkan lebih dari 22.600 rumah dan 10 fasilitas kesehatan, serta merusak 48 sekolah.
Di kamar mayat di rumah sakit Khan Younis di Gaza selatan, jenazah dibaringkan di tanah di atas tandu dengan nama tertulis di perut mereka. Dokter meminta kerabat untuk segera mengambil jenazah karena tidak ada lagi tempat.
Sebuah bangunan kota dihantam ketika digunakan sebagai tempat perlindungan darurat. Para penyintas menceritakan banyak korban tewas. “Tidak ada tempat yang aman di Gaza, seperti yang Anda lihat, serangan terjadi di mana-mana,” kata Ala Abu Tair, 35, yang mencari perlindungan di sana bersama keluarganya setelah melarikan diri dari Abassan Al-Kabira di dekat perbatasan.