Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Kantor berita pemerintah Tiongkok, Xinhua, menerbitkan opini pada hari Minggu yang menyambut baik pembicaraan tingkat tinggi tersebut tetapi menegaskan tekad Tiongkok untuk melindungi kepentingan ekonominya, baik melalui "perlawanan" dengan tarif timbal balik atau melalui negosiasi.
"Dalam konteks ini, sangat penting bagi kedua belah pihak untuk duduk dan berunding, yang merupakan cara yang diperlukan untuk menyelesaikan perbedaan dan menghindari eskalasi konflik," tulis reporter Fan Yu untuk Xinhua.
Dia juga menulis, "Namun, efektivitas dialog bergantung pada ketulusan dan upaya kedua belah pihak, terutama apakah Amerika Serikat benar-benar dapat bersikap rasional dan pragmatis. Tiongkok selalu percaya bahwa setiap dialog dan negosiasi harus dilakukan atas dasar saling menghormati, konsultasi yang setara, saling menguntungkan, dan saling menguntungkan."
Dalam tajuk rencana terpisah pada hari Sabtu, yang disunting oleh Zhao Yang, Xinhua juga mengkritik pemerintahan Trump karena memprovokasi perang dagang "tanpa perencanaan yang memadai dan pertimbangan yang cermat" dan menegaskan bahwa jika kedua negara itu berpisah, ekonomi AS akan menjadi lebih buruk, mengutip data dari Oxford Economics Institute.
Tonton: AS dan China Siap Membahas Tarif, Siapa yang Bakal Mengalah Terlebih Dulu?
"Setiap tindakan AS akan memicu respons Tiongkok. Ambil contoh teknologi. Meskipun AS telah membatasi akses Tiongkok ke chip canggih, apakah ini efektif?" demikian bunyi tajuk rencana tersebut.
"Di bidang manufaktur chip dan kecerdasan buatan, perusahaan-perusahaan Tiongkok seperti Huawei dan DeepSeek tampaknya mampu menghasilkan pencapaian teknologi yang mendekati mutakhir dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada Amerika Serikat," demikian bunyi tajuk Xinhua.
Kementerian Perdagangan Tiongkok secara terpisah telah berupaya untuk memperkuat perdagangan dengan Swiss, sebuah langkah yang juga sedang dilakukan oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent. Kementerian tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Wakil Presiden Swiss Guy Parmelin menyatakan dukungannya terhadap "multilateralisme dan perdagangan bebas."
Swiss, yang dikenal karena perannya yang signifikan dalam keuangan dan perdagangan internasional, dapat menjadi mitra penting dalam mendiversifikasi hubungan perdagangan dan mengurangi dampak ketegangan perdagangan AS-Tiongkok.