Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - HANOI. Kapal Survei China kembali terlibat perselisihan dengan kapal-kapal Vietnam di Laut China Selatan karena memasuki wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Vietman. Hal itu ditunjukkan data hasil pelacakan Vietnam pada hari Selasa (14/4).
Perselisihan ini merupakan kelanjutan dari perselisihan tahun lalu.
Mengutip Reuters, pada awal Juli 2019, kapal-kapal Vietnam menghabiskan waktu berbulan-bulan membayangi kapal survei Haiyang Dizhi 8 China di perairan kaya sumber daya alam tersebut.
Baca Juga: China perketat pemeriksaan di perbatasan Rusia dan setuju uji coba vaksin corona
Ini merupakan wilayah potensial diperebutkan ketika Amerika Serikat (AS) menantang kalim laut China yang luas.
Pada hari Selasa ini, kapal yang digunakan untuk melakukan survei seismik lepas pantai, terlihat dijarak 158 kilometer atau 98 mil dari lepas pantai Vietnam yang diapit oleh setidaknya satu kapal penjaga pantai Tiongkok.
Setidaknya ada tiga kapal Vietnam bergerak membayangi kapal-kapal China tersebut.
Kehadiran Kapal Survei China Haiyang di ZEE Vietnam terjadi 15 hari menjelang lockdown nasional di Vietnam untuk mencegah penyebaran wabah virus corona.
Baca Juga: China kirim kapal induk dekati Jepang saat angkatan laut AS berjuang melawan corona
Kehadiran kapal China ini juga bersamaan dengan tenggelamnya kapal nelayan Vietnam di dekat pulau-pulau yang disengketakan. Sebuah tindakan yang mengundang protes dari Vietnam dan menuduh China telah melanggar kedaulatannya serta mengancam kehidupan para nelayannya.
Amerika Serikat, yang bulan lalu mengirim kapal induk ke pelabuhan Danang di Vietnam tengah, mengatakan sangat prihatin dengan laporan bahwa China yang menenggelamkan kapal nelayan Vietnam tersebut dan mendesaknya untuk lebih fokus pada upaya global untuk memerangi virus corona.
Filipina, yang juga telah memperdebatkan klaim di Laut Cina Selatan, juga telah mengangkat keprihatinannya.
Vietnam dan China selama bertahun-tahun berselisih soal perairan yang berpotensi kaya energi, yang disebut Laut Timur oleh Vietnam.
Sembilan garis putus-putus China berbentuk U pada peta-petanya menandai bentangan luas perairan yang diklaimnya, termasuk sebagian besar landas kontinen Vietnam tempat ia memberikan konsesi minyak.
Baca Juga: China melaporkan 89 kasus virus corona baru pada 13 April, 86 di antaranya diimpor
"Pengerahan kapal merupakan langkah Beijing untuk sekali lagi tanpa dasar menegaskan kedaulatannya di Laut Cina Selatan," kata Ha Hoang Hop, di ISEAS-Yusof Ishak Institute yang berbasis di Singapura.
Selama kebuntuan tahun lalu, setidaknya satu kapal Penjaga Pantai Tiongkok menghabiskan berminggu-minggu di perairan dekat anjungan minyak di blok minyak Vietnam, dioperasikan oleh Rosneft Rusia sementara Haihyang Dizhi 8 melakukan survei eksplorasi minyak yang dicurigai di wilayah ZEE Vietnam yang luas.