Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Salah satu kapal induk terbesar di dunia milik Amerika Serikat, USS Nimitz Class, diduga sedang dalam perjalanan menuju Teluk Persia di Timur Tengah. Jejaknya sempat terlihat di sekitar perairan Indonesia.
Berdasarkan data Marine Vessel Traffic, kapal induk USS Nimitz dengan kode CVN-68 mulai mematikan transponder dan berhenti mengirimkan data lokasi pada tanggal 17 Juni dini hari.
Titik koordinat menunjukkan bahwa kapal induk AS tersebut berada di perairan antara Malaysia dan Indonesia saat data lokasi mulai dimatikan.
Meski tujuan resmi kapal itu belum bisa dikonfirmasi, namun Marine Vessel Traffic menduga rombongan USS Nimitz bergerak menuju Teluk Persia berdasarkan arah dan jalur yang dipilih.
Baca Juga: Simpatisan MAGA Meminta Donald Trump Tak Ikut Merusuh dalam Perang Iran-Israel
Penugasan Angkatan Laut AS ke kawasan Timur Tengah juga sempat dikonfirmasi Menteri Pertahanan Pete Hegseth.
Kepada media Rusia RIA Novosti, Hegseth mengatakan bahwa Angkatan Laut AS telah mengarahkan kelompok penyerang kapal induk Nimitz ke Area Tanggung Jawab Komando Pusat (CENTCOM) untuk mempertahankan postur pertahanan AS di Timur Tengah.
"Angkatan Laut AS terus melakukan operasi di Mediterania Timur untuk mendukung tujuan keamanan nasional," kata Hegseth.
USS Nimitz masih menjadi salah satu kapal induk terbesar di dunia. Tidak hanya besar, kapal induk ini juga termasuk model terbaik dengan dukungan semua fitur yang dibutuhkan kapal perang.
Baca Juga: 10 Kapal Induk Terbesar di Dunia: USS Gerald R. Ford dan USS Nimitz Memimpin
Mengutip Marine Insight, kapal induk yang pertama kali bertugas pada Mei 1975 ini memiliki bobot muatan 97.000 ton, panjang 332,8 m dan dek penerbangan seluas 4,5 hektar yang mampu membawa lebih dari 60 pesawat.
Dalam kategori ini, USS Nimitz hanya kalah dari rekan senegaranya, USS Gerald R. Ford, yang memiliki panjang 337 m dan lebar 78 m, serta dek penerbangan sepanjang 78 m.
USS Gerald R. Ford memiliki bobot perpindahan total 100.000 ton, dan mampu membawa lebih dari 75 pesawat dan menampung 4.539 personel.