Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Brussels. Benar kata pepapatah, siapa yang menolong, akan kembali ditolong. Indonesia mendapatkan bantuan dana dari Uni Eropa karena menyelamatkan 99 imigram Rohingya yang terombang-ambing di dekat pantai Seunudon, Aceh Utara 25 Juni 2020.
Uni Eropa mengalokasikan 35.000 euro (sekitar Rp 573 juta) untuk bantuan kemanusiaan kritis, kepada 99 imigran Rohingya yang diselamatkan dan diizinkan mendarat di Indonesia setelah lebih dari 120 hari di laut.
Dana Uni Eropa disalurkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI) untuk bantuan air bersih, fasilitas sanitasi, perawatan kesehatan, dukungan psikososial, serta bahan-bahan penting, seperti alas tidur dan selimut, barang-barang higenis dan alat pelindung diri.
Baca juga: Australia sediakan dana hingga Rp 3 triliun bagi Indonesia, untuk apa?
Tim PMI juga akan melakukan sosialisasi kebersihan, dengan fokus pada virus corona dan demam berdarah. Selain itu, dana yang diberikan juga mendukung upaya untuk memulihkan kontak antara anggota keluarga yang terpisah.
Dilansir dari siaran pers yang diterima Kompas.com pada Kamis (16/7/2020), dana kemanusiaan ini adalah bagian dari kontribusi Uni Eropa untuk Dana Darurat Penanggulangan Bencana (Disaster Relief Emergency Fund/DREF) yang dikelola Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies/IFRC).
Untuk menghindari penganiayaan di Myanmar dan penampungan pengungsi di Bangladesh, para imigran Rohingya sudah bertahun-tahun lamanya menggunakan kapal menuju negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Pandemi virus corona telah memperburuk situasi ketika negara-negara di kawasan ini menutup perbatasan mereka, sehingga beberapa kapal terombang-ambing selama berminggu-minggu dengan ratusan Rohingya di dalamnya.
Baca juga: Kartel narkoba di Kolombia tak segan tembak mati warga pelanggar aturan lockdown
Pada 25 Juni, 99 imigran Rohingya diizinkan mendarat di Indonesia setelah kapal mereka rusak di garis pantai Seunudon, Aceh Utara. Para imigran yang berasal dari Negara Bagian Rakhine di Myanmar, dipindahkan ke tempat penampungan sementara di kota Lhokseumawe. Kini persiapan sedang dilakukan untuk memindahkan mereka ke fasilitas penampungan lain.