kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ke bisnis keluarga usai rintis karier pribadi (2)


Kamis, 28 September 2017 / 12:24 WIB
Ke bisnis keluarga usai rintis karier pribadi (2)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Malang-melintang di sejumlah sektor membuat Rubens Ometto Silveira Mello berhasil membawa Cosan Limited dari perusahaan yang kacau dalam hal pengelolaan bisnis menjadi konglomerasi besar di Brasil. Di tangan Rubens, Cosan bertransformasi lebih dari produsen gula dan menjelma menjadi konglomerasi dengan mengakuisisi sejumlah perusahaan yang telah eksis. Ia berambisi dapat menjadikan Cosan setara dengan Votorantim, tempat bekerjanya dulu.   

Menjadi salah satu orang terkaya di dunia dengan harta kekayaan mencapai US$ 1,3 miliar, Rubens Mello meraihnya dengan banyak pengorbanan. Ruben terpaksa meninggalkan kariernya yang sedang bersinar untuk mengelola bisnis keluarga, Cosan Limited, yang saat itu tengah tepuruk.

Masa kecil Rub­ens memang tidak jauh dari aktivitas pertanian. Ia hidup di perkebunan wilayah Piraci­caba, Brasil dan bergaul dengan anak-anak dari warga setempat. set­empat. Beranjak dewasa, Rubens harus menghadapi konflik di tengah keluarganya terkait Cosan yang dibangun oleh sang kakek.

Riak di kelu­arga besarnya terkait pengelolaan Cosan menjauhkan Rubens dari perusahaan keluarganya. Ia memilih hidup mandiri dan tidak bergantung dari bisnis keluarga dan mengenyam pendidikan di kota.

Rubens memutuskan pergi ke Sao Paulo untuk melanjutk­an pendidikan ke per­guruan tinggi. Kepergiannya untuk mengenyam ilmu produksi mekanik dari Sekolah Politeknik Universitas São Paulo tidak mendapat dukungan dari keluarga besarnya.

Pada awal kuliahnya, Rubens kerap mendapat perlakuan tidak baik dari sepupu-sepupunya. Meski dikucilkan dari keluarga namun ia tidak kecil hati dan bekerja lebih keras dari teman-teman sebayanya. Sembari kuliah, Rubens juga bekerja paruh waktu di Unibanco yakni sal­ah satu bank swasta terbesar di Brasil.

Tidak hanya sekedar belajar keuangan, Rubens pintar bersosialisasi dengan karyawan Unibanco. Ia dikenal supel berhubungan dengan petinggi bank tersebut dan membuka kesempatan Rubens untuk mengasah jiwa kepemimpinan dan kemampuan berbisnis.

Rajin menghadiri acara sosial yang diselenggarakan petinggi-petinggi perusahaan membuka jalan Rubens meluaskan jaringan kerjanya. Ia bahkan nekat menghadiri pesta ulang tahun putri Jose Ermirio de Moraes. Jose adalah seorang konglomerat Brasil yang merupakan pendiri Gripo Votorant­im yakni perusahaan yang bergerak di sektor energi, jasa keuangan, infrastruktur, baja dan makanan minuman.

Menyadari pertemuan tersebut bisa menjadi momentum Rubens mendapat peluang, ia kemudian mencoba me­narik perhatian Jose. Gayung pun bersambut, Jose terkesan dengan Rubens dan menilainya sebagai pemuda yang cerdas yang bertalenta dan membuat mereka saling berteman.

Selama Rubens menemp­uh pendidikan di kam­pus, Jose rupanya terus memantau perkembangannya dan terkesan dengan ke­mampuannya. Setelah Rubens men­yelesaikan pendidika­n, Jose langsung menawarkan pekerjaan kepadanya.

Kemampuannya dalam bekerja pun banyak membuat Jose terk­esan. Sejumlah prestasi Rubens torehkan di perusahaan tersebut. Tidak butuh waktu lama, Rubens telah masuk ke dalam jajaran direksi di Votorantim.

Perusahaan inilah yang membentuk Rubens menjadi pengusaha lintas sektor. Ia belajar soal bisnis energi, infrastruktur dan logistik. Jabatan terakhirnya di Votorantim adalah chief financial officer yang membuka wawasannya dalam bisnis konglomerasi.

Sukses membangun kariernya sendiri, Rubens rupanya tidak melupakan keluarganya. Sebelum akhirnya bergabung kembali dengan Cosan, ia terlebih dahulu bergabung dengan TAM Linhas Aéreas yakni perusahaan penerbangan yang dikendalikan oleh keluarga besarnya.

Hingga akhirnya pada tahun 1986, ia kembali ke Cosan dan membawa gagasan untuk menjadikan perusahaan tidak hanya sebatas penghasil gula namun juga penghasil energi. Pada kepemimpinannya, Cosan gemar mengakuisisi atas perusahaan yang eksis.

(Bersambung)



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×