kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kelar lockdown, Inggris bakal lakukan pembatasan regional secara ketat


Minggu, 22 November 2020 / 08:17 WIB
Kelar lockdown, Inggris bakal lakukan pembatasan regional secara ketat
ILUSTRASI. Penyebaran virus corona di Inggris


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - LONDON. Inggris akan mengakhiri penguncian nasional akibat penyebaran virus corona (Covid-19) pada 2 Desember. Pemerintah Inggris pun memutuskan untuk beralih ke pembatasan regional berjenjang yang lebih ketat daripada sebelumnya, dengan lebih banyak wilayah yang menghadapi kendala parah untuk mencegah virus agar tidak muncul kembali. 

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memerintahkan, Inggris untuk melakukan penguncian selama sebulan pada awal November setelah kasus infeksi dan kematian mulai meningkat lagi. Hal tersebut membuat marah sektor bisnis dan beberapa anggota partai politiknya sendiri atas konsekuensi ekonomi yang terjadi akibat penguncian ini.

Data resmi pemerintah Inggris memperlihatkan, gelombang kedua infeksi virus corona telah mulai merata. Tetapi penasihat ilmiah pemerintah memperingatkan pada hari Senin bahwa pembatasan regional sebelumnya tidak cukup jauh dan tindakan lebih keras diperlukan untuk mencegah penguncian nasional lainnya.

Baca Juga: Ribuan orang berunjuk rasa memprotes pemerintah Thailand menuntut reformasi

"Perdana Menteri dan penasihat ilmiahnya yakin virus itu masih ada dan tanpa batasan regional, virus itu dapat segera lepas kendali lagi sebelum vaksin dan pengujian massal berpengaruh," kata seorang juru bicara.

"Itu akan membahayakan kemajuan yang telah dibuat negara, dan sekali lagi menghadapi risiko tekanan yang tak tertahankan pada NHS (Layanan Kesehatan Nasional)."

Inggris telah menderita jumlah kematian terburuk di Eropa dan kontraksi ekonomi terdalam di antara negara G7 mana pun.Hal tersebut akhirnya memicu kritik tajam terhadap penanganan pandemi yang dilakukan Johnson.

Sebelum penguncian terbaru, Inggris telah membuat tiga tingkatan untuk langkah penguncian, dengan tindakan terberat diberlakukan di Inggris utara, di mana pergerakan dibatasi dan pub terpaksa ditutup kecuali jika mereka menjual makanan dalam jumlah besar.

Kantor perdana menteri mengatakan, Johnson bakal menetapkan Rencana Musim Dingin C0vid-19 baru pada hari Senin, dengan lebih banyak area ditempatkan ke dalam batasan yang lebih tinggi di bawah sistem berjenjang tersebut.

Johnson bakal membahas masalah ini dengan kabinetnya yang terdiri dari para menteri terkemuka pada hari Minggu dan hadir di parlemen pada hari Senin. Dalam aturan baru tersebut bakal memasukkan detail tentang interaksi masyarakat saat merayakan Natal tahun ini.

Baca Juga: Menteri luar negeri AS Mike Pompeo akan bertemu negosiator dari Taliban di Qatar

Para menteri akan mengumumkan area mana yang akan ditempatkan di tingkat mana pada hari Kamis, dengan anggota parlemen dapat memberikan suara pada sistem sebelum diberlakukan. Tingkatan tersebut akan ditinjau.

Langkah tersebut kemungkinan akan mendapat perlawanan keras dari beberapa anggota parlemen yang berpendapat bahwa negara tersebut tidak mampu untuk menutup toko dan perhotelan lagi setelah angka pengangguran dan hutang melonjak, dan output ekonomi anjlok 20% pada kuartal kedua.

Pemerintah berpendapat bahwa virus itu akan membanjiri rumah sakit dan melumpuhkan ekonomi jika dibiarkan. Oposisi Partai Buruh mengatakan paket dukungan akan dibutuhkan untuk setiap bisnis yang harus ditutup.

Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara juga berada di bawah berbagai tingkat pembatasan, yang ditetapkan oleh pemerintah daerah mereka.

Selanjutnya: CEO Moderna: Vaksin Covid-19 akan dikenakan biaya US$ 25-US$ 37 per dosis


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×