kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Khawatir Covid-19 merebak, pemerintah Jepang tarik subsidi pelesiran bagi warga Tokyo


Rabu, 22 Juli 2020 / 14:46 WIB
Khawatir Covid-19 merebak, pemerintah Jepang tarik subsidi pelesiran bagi warga Tokyo
ILUSTRASI. Warga mengenakan masker di Tokyo


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pemerintah Jepang berupaya menghidupkan kembali perekonomian yang porak poranda akibat pandemi Covid-19 program lewat subsidi perjalanan domestik. Namun program 'GO TO' yang dimulai Rabu menjelang liburan empat hari pada akhir pekan ini tak berlaku bagi warga Tokyo, mengutip Bloomberg pada Rabu (22/7).

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe beralasan jumlah infeksi baru di Tokyo terus mencapai rekor tiap harinya. Pemerintah khawatir, Covid-19 kembali menyebar selama program ini.

Total kasus virus yang dikonfirmasi melampaui 10.000 di Tokyo setelah sekitar 230 kasus infeksi ditemukan pada Rabu.

Baca Juga: Mayoritas masyarakat Jepang tolak rencana Perdana Menteri Shinzo Abe di program ini

Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang sangat bergantung pada wisatawan China. Oleh sebab itu, pemerintah mengambil langkah untuk mendorong perjalanan domestik setelah hampir 100% penurunan pengunjung asing selama pandemi.

Namun, meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 di pusat-pusat kota besar, menyoroti tantangan yang dihadapi pemerintah ketika mereka berusaha menyeimbangkan pembangunan kembali ekonomi mereka dengan krisis kesehatan yang terus berkembang.

Penduduk Tokyo, yang memiliki tarif pajak penghasilan paling tinggi dibanding wilayah mana pun marah lantaran tidak menerima subsidi perjalanan dan telah mengajukan pertanyaan tentang legalitas pengecualian mereka. Para pelaku bisnis mengatakan pembatalan telah menyebabkan hilangnya pendapatan dan respons pemerintah kacau.

Insinyur perangkat lunak yang berbasis di Tokyo Takehito Fukui ikut menjadi korban. Dia memesan liburan empat hari seharga ¥ 300.000 atau setara US$ 2.800 ke Okinawa untuk keluarganya bulan lalu setelah kampanye diumumkan. Ia berharap setidaknya sepertiga dari perjalanan itu akan disubsidi.

"Jujur saya merasa seperti ditipu," kata Fukui dalam sebuah wawancara.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pada Selasa, ia mungkin mendesak warga untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu selama akhir pekan empat hari mendatang. Akhir pekan yang semula dijadwalkan untuk merayakan dimulainya Pertandingan Olimpiade Tokyo yang kini ditunda.

Baca Juga: Pekerja malam Jepang minta pemerintah keluarkan protokol kesehatan Covid-19

Menyusul kritik publik, Menteri Transportasi Kazuyoshi Akaba mengatakan pemerintah akan membayar biaya pembatalan untuk perjalanan ke dan dari Tokyo yang dipesan antara 10 Juli dan 17 Juli.

Tetapi masalah dengan program ini telah dilihat oleh banyak orang sebagai kesalahan langkah lain dalam manajemen penanganan Covid-19 oleh Abe. Perdana Menteri dinilai lambat dan serampangan.

survei akhir pekan oleh surat kabar Mainichi dan Pusat Penelitian Survei Sosial menunjukkan sekitar 60% responden mengatakan mereka tidak senang dengan kebijakan tanggapan Covid-19 pemerintah.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×