kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.205   64,44   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,16   1,11%
  • LQ45 879   12,29   1,42%
  • ISSI 221   1,13   0,52%
  • IDX30 449   6,77   1,53%
  • IDXHIDIV20 541   6,33   1,18%
  • IDX80 127   1,54   1,22%
  • IDXV30 135   0,55   0,41%
  • IDXQ30 149   1,80   1,22%

Kim Jong Un muncul, pasukan bersenjata strategis Korea Utara siaga tinggi


Selasa, 26 Mei 2020 / 06:55 WIB
Kim Jong Un muncul, pasukan bersenjata strategis Korea Utara siaga tinggi
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara Kim Jong un memimpin sidang Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea Utara dalam gambar yang dirilis oleh Korean Central News Agency (KCNA) pada Minggu (24/5/2020). KCNA via REUTERS


Sumber: Yonhap,Washington Post | Editor: S.S. Kurniawan

KCNA tidak mengatakan, kapan pertemuan itu berlangsung. Tetapi, media Pemerintah Korea Utara itu biasanya melaporkan aktivitas Kim sehari setelah kegiatannya. Kim terakhir memimpin pertemuan Komisi Militer Pusat pada pertengahan Desember 2019 lalu.

Laporan KCNA ini terbit sehari setelah The Washington Post melaporkan, Pemerintahan Donald Trump sedang membahas, apakah akan melakukan uji coba nuklir Amerika Serikat (AS) untuk pertama kali sejak 1992.

Usulan uji coba nuklir itu muncul dalam pertemuan para pejabat senior yang mewakili badan-badan keamanan nasional AS pada 15 Mei lalu. Ini menyusul tuduhan dari pejabat negeri uak Sam bahwa Rusia dan China melakukan tes nuklir hasil rendah.

Seorang pejabat senior AS yang berbicara dengan syarat anonimitas untuk menggambarkan diskusi nuklir yang sensitif mengatakan kepada Washington Post, percobaaan nuklir untuk menunjukkan kepada Moskow dan Beijing bahwa Washington bisa melakukan "uji cepat".

Baca Juga: Respons Rusia dan China, AS bakal uji coba nuklir pertama kali sejak 1992?

Uji coba tersebut terbukti berguna dari sudut pandang negosiasi ketika AS mencari kesepakatan trilateral untuk mengatur gudang senjata dari kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Yang jelas, AS belum melakukan ledakan uji coba nuklir sejak September 1992. Dan, para pendukung nonproliferasi nuklir memperingatkan, hal itu sekarang bisa memiliki konsekuensi destabilisasi.

"Itu akan menjadi undangan bagi negara-negara bersenjata nuklir lainnya untuk mengikutinya," kata Daryl Kimball, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengawas Senjata (ACA). "Itu akan menjadi senjata awal untuk perlombaan senjata nuklir yang belum pernah terjadi sebelumnya". 

"Anda juga akan mengganggu negosiasi dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang mungkin tidak lagi merasa terdorong untuk menghormati moratorium pengujian nuklirnya," ujar dia.

Baca Juga: Korut: Latihan militer Korsel adalah provokasi besar yang menuntut reaksi



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×