Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Amerika Serikat (AS) tak henti-hentinya diserang badai. Baru reda serangan Badai Gustav, kini AS harus menghadapi ancaman badai lain. Badai Ike, namanya. Nah, saat ini, Badai Ike dikabarkan tengah mengarah ke wilayah Houston, Texas. Ancaman tersebut ikut mengerek harga minyak mentah dunia. Sebab, Texas merupakan salah satu kawasan pusat penyulingan minyak tersibuk di AS.
“Dampak badai Ike terhadap produksi cukup besar. Dan hal ini yang menjadi faktor utama kenaikan harga minyak, yaitu adanya penutupan sejumlah tempat produksi,” jelas David Moore, commodity strategist dari Commonwealth Bank of Australia di Sydney.
Hari ini, kontrak harga minyak mentah di New York Mercantile Exchange untuk pengantaran Oktober mengalami kenaikan sebesar 73 sen atau 0,7% menjadi US$ 101,60 per barel. Tadi pagi pukul 09.30 waktu Singapura, harga minyak baru mencapai US$ 101,29 per barel. Harga saat ini sudah naik 27% dibanding tahun lalu. Padahal, kemarin, kontrak harga minyak anjlok US$ 1,71 atau 1,7% menjadi US$ 100,87 per barel. Harga tersebut merupakan yang terendah sejak 24 Maret lalu.
Saat ini, pusat Badai Ike diperkirakan berada sekitar 645 kilometer dari Galveston, Texas. Menurut Pusat Badai Nasional AS, kini Badai Ike bergerak ke wilayah Barat Daya dengan kecepatan 12 mil per jam. Selain itu, kekuatan badai diprediksi menguat menjadi Badai Kategori 2 dengan kecepatan angin 100 mil per jam. Kecepatan tersebut naik jika dibanding 10 September lalu yang hanya mencapai 80 mil per jam.
Sejumlah perusahaan tutup fasilitas pabrik
Ancaman badai tersebut memaksa sejumlah perusahaan minyak menutup fasilitas pabriknya. Exxon Mobil Corp memutuskan untuk mengevakuasi seluruh pekerjanya dan menutup sejumlah fasilitas minyaknya. Normalnya, kapasitas produksi Exxon mencapai 590.500 barel minyak mentah per hari.
Valero Energy Corp juga memutuskan untuk menutup penyulingan minyaknya di Houston dan Texas City. Perusahaan juga mengurangi kapasitas produksi di kilang Port Arthur dan bukan tidak mungkin akan menutup kilangnya. Total produksi kedua penyulingan minyak tersebut mencapai 375.000 barel per hari.
Selain itu, BP Plc juga menutup penyulingan di Texas City. Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara BP Scott Dean. Di wilayah ini, kapasitas produksi BP mencapai 475.000 barel per hari.
Menurut Mineral Management Service (MMS), para produsen minyak di kawasan teluk telah mengevakuasi sekitar 78% pekerja dari platform produksi. MMS juga memperkirakan, sekitar 97% dari produksi minyak Teluk dan 93% produksi gas alam akan ditutup. Jumlah itu sama dengan 1,3 juta barel minyak per hari dan 7,4 miliar kaki kubik gas alam per hari.
Bloomberg, Reuters