kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kontrak jangka pendek utang AS


Jumat, 11 Oktober 2013 / 06:44 WIB
Kontrak jangka pendek utang AS
ILUSTRASI. Lengkapi kebutuhan dan perlengkapan rumah di Tokopedia dengan Indodana dan dapatkan diskon s.d Rp750.000.


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina

WASHINGTON. Drama batas utang atas atawa debt ceiling Amerika Serikat (AS) memasuki babak baru. Memasuki hari ke-10 penghentian operasional pemerintahan AS (shutdown), Presiden AS, Barack Obama mulai melunak. Obama menyatakan, pihaknya bersiap menerima kontrak jangka pendek dengan Partai Republik.

Kontrak politik yang dimaksud adalah persetujuan Kongres AS menaikkan batas atas utang AS dalam jangka pendek.
Sumber Bloomberg di dua kubu politik tersebut menyatakan, andai terjadi kesepakatan, Kongres bisa menaikkan batas atas utang. Tapi, besaran kenaikan utang minim atau hanya mampu menopang operasional pemerintahan AS selama empat hingga enam minggu.

Sumber tersebut menambahkan, kenaikan batas atas utang jangka pendek ini hanya bertujuan untuk mencegah terjadinya gagal bayar atau default. Sayangnya, kontrak jangka pendek ini pun masih menemui kebuntuan. Pangkal masalahnya adalah, Obama tidak menginginkan adanya tuntutan politik dari Partai Republik. John Boehner, Ketua Parlemen AS mengatakan, ide Obama untuk kontrak jangka pendek sangat tidak masuk akal. "Negoisasi kebijakan fiskal tanpa kontrak politik sama saja bukan kesepakatan," ujar Boehner, menggutip Bloomberg

Meski menuai kritik dari berbagai kalangan, namun Partai Republik dikabarkan tengah mendiskusikan tawaran kontrak jangka pendek tersebut. Alasannya, untuk menarik dukungan dari masyarakat. Mengutip survei Pew Research Center, sebanyak 38% warga AS menyalahkan Partai Republik atas peristiwa shutdown.

Angka ini jauh lebih rendah dari 30% suara yang menyalahkan pemerintahan Obama atau Partai Demokrat. Yang pasti, detik-detik menuju tenggat akhir kenaikan batas utang AS pada 17 Oktober mendatang bakal semakin menegangkan. “Kebuntuan politik ini mnempatkan ekonomi AS dan dunia dalam bahaya," ujar Angel Gurria, Sekretaris Jenderal  Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Di tahun 2011 silam, AS juga menghadapi kemelut yang sama. Kecemasan terhadap potensi default AS telah memicu kemerosotan bursa finansial dan melenyapkan US$ 6 triliun. Di tahun 2011, demi menghindari default, Obama menuruti tuntutan politik Partai Republik di detik-detik terakhir. Obama sepakat memotong bujet pemerintahan seebesar US$ 917 miliar selama satu dekade.

Kali ini, Partai Republik menuntut Obama mengurangi bujet kesehatan yang populer disebut Obamacare. Pemerintahan Obama mengalokasikan bujet kesehatan sebesar US$ 371 miliar. Bujet kesehatan ini mencapai 43% dari total anggaran AS.        



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×