Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - ANDONG, Korea Selatan. Kebakaran hutan yang melanda Korea Selatan terus meluas dan telah menggandakan luas wilayah yang terbakar pada Kamis (27/3).
Pemerintah menyebut peristiwa ini sebagai bencana kebakaran hutan terburuk dalam sejarah negara itu, dengan setidaknya 26 orang tewas dan sejumlah kuil bersejarah hangus terbakar.
Lebih dari 33.000 hektare (81.500 acre) hutan telah hangus atau masih terbakar, terutama di wilayah Uiseong yang menjadi pusat kebakaran.
Ini menjadikannya kebakaran hutan terbesar dalam sejarah Korea Selatan, melampaui rekor sebelumnya sebesar 24.000 hektare (59.000 acre) yang terjadi pada Maret 2000.
Baca Juga: Kebakaran Hutan Meluas di Korea Selatan: Helikopter Jatuh, Pilot Tewas
"Kita menghadapi situasi kritis secara nasional akibat penyebaran kebakaran yang sangat cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya, mengakibatkan banyak korban jiwa," ujar Presiden Sementara Han Duck-soo dalam rapat darurat pemerintah.
Pihak militer telah mengerahkan stok bahan bakar penerbangan untuk menjaga operasional helikopter pemadam kebakaran yang dikerahkan di wilayah pegunungan tenggara Korea Selatan.
Lebih dari 120 helikopter telah dikerahkan di tiga wilayah yang terdampak kebakaran, menurut Kementerian Keamanan dan Keselamatan.
Kebakaran di Uiseong menyebar dengan cepat ke arah timur, hampir mencapai garis pantai dalam waktu kurang dari 12 jam. Kondisi angin kencang dan udara kering semakin memperparah situasi.
Seorang pilot helikopter tewas pada Rabu setelah pesawatnya jatuh saat berupaya memadamkan api.
Badan Meteorologi Korea memperkirakan hujan ringan di bagian barat daya negara itu, tetapi sebagian besar wilayah terdampak kebakaran hanya akan menerima curah hujan kurang dari lima milimeter, yang dianggap tidak cukup untuk membantu pemadaman api.
Baca Juga: Kebakaran Hutan di Korea Selatan Meluas, Korban Tewas Meningkat Jadi 16 Orang
"Kami memperkirakan jumlah hujan yang turun sangat sedikit, sehingga dampaknya terhadap upaya pemadaman api akan minim," ujar Menteri Layanan Kehutanan Korea, Lim Sang-seop.
Para ahli menilai kebakaran di Uiseong sangat tidak biasa dalam hal skala dan kecepatannya.
Mereka juga memperingatkan bahwa perubahan iklim akan meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan kebakaran hutan di seluruh dunia.
Peningkatan suhu akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia memperburuk kondisi kering di kawasan tersebut, mengubah hutan menjadi bahan bakar yang mudah terbakar, menurut laporan dari Climate Central, sebuah lembaga penelitian independen.
Kebakaran ini telah meluluhlantakkan area seluas hampir setengah dari Singapura, menghancurkan rumah-rumah dan situs bersejarah di Provinsi Gyeongsang Utara.
Tim pemadam kebakaran telah bersiaga untuk melindungi situs Warisan Dunia UNESCO seperti Desa Hahoe dan Akademi Konfusianisme Byeongsan di Andong, jika api melompati sungai yang mengelilingi kawasan tersebut.
Desa Hahoe terkenal dengan rumah-rumah tradisional Korea beratap jerami, sementara Akademi Byeongsan berusia lebih dari 450 tahun.
Baca Juga: Daftar Aktris Korea yang Awet Muda Meski Berusia Lebih Dari 40 Tahun
Sejumlah situs bersejarah lainnya telah mengalami kerusakan parah, termasuk Kuil Gounsa di Uiseong yang dibangun pada tahun 681.
"Bangunan dan peninggalan yang telah dirawat oleh para biksu Buddha selama lebih dari 1.300 tahun kini telah musnah," ujar Kepala Kuil Gounsa, Deungwoon, dengan nada berduka.