Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Hingga hari Senin (19/2), Kementerian Kesehatan Gaza telah mencatat lebih dari 29.000 warga Palestina yang terbunuh dalam serangan Israel di Gaza.
Angka tersebut sekaligus membuat serangan Israel menjadi salah satu operasi militer paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah modern. Angka itu tentu masih akan bertambah karena Israel sama sekali belum mengendurkan serangan.
Kementerian mengatakan, jumlah korban tewas meningkat menjadi 29.092 sejak dimulainya perang, sekitar dua pertiganya adalah perempuan dan anak-anak. Kementerian tidak membedakan antara warga sipil dan militan dalam penghitungannya.
Baca Juga: PBB Khawatir Serangan Israel ke Rafah Berujung Pada Pembantaian
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah akan terus melakukan serangan demi mencapai kemenangan total, yaitu musnahnya Hamas.
Militer Israel pun kini telah bergerak ke Rafah, kota perbatasan dengan Mesir yang menjadi tempat berlindung bagi lebih dari satu juta penduduk Gaza.
Israel mengatakan pihaknya telah membunuh lebih dari 10.000 militan Palestina namun tidak memberikan bukti mengenai jumlah tersebut.
Terkait tingginya korban sipil, Israel menyalahkan Hamas yang dianggap sengaja bertempur di lingkungan perumahan yang padat. Israel menyebut Hamas menggunakan penduduk Gaza sebagai tameng.
Baca Juga: Israel Akan Menggempur Rafah Jika Sandera Tak Dibebaskan Sebelum Ramadan
Konflik di Gaza juga meluas ke wilayah lain. Baku tembak antara Israel dan kelompok militan Hizbullah Lebanon terjadi setiap hari di perbatasan kedua negara.
Melansir AP News, jet tempur Israel pada hari Senin melancarkan setidaknya dua serangan di dekat kota pelabuhan Sidon di Lebanon. Media pemerintah Lebanon mengatakan serangan itu melukai 14 orang.
Militer Israel mengatakan, mereka menyerang gudang senjata Hizbullah sebagai balasan atas pesawat tak berawak yang meledak di lapangan terbuka dekat kota Tiberias di Israel pada Senin pagi.