kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.764.000   -15.000   -0,84%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

Lockheed Martin Berupaya Selamatkan Kesepakatan F-35 dengan Kanada


Sabtu, 22 Maret 2025 / 08:48 WIB
Lockheed Martin Berupaya Selamatkan Kesepakatan F-35 dengan Kanada
ILUSTRASI. Dua jet tempur siluman F-35 Lockheed Martin Corp terbang selama sebuah pertunjukan di Avalon Airshow di Victoria, Australia, 3 Maret 2017. Lockheed Martin berupaya mempertahankan kesepakatan penjualan 88 jet tempur F-35A kepada Kanada di tengah ketidakpastian politik.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Lockheed Martin berupaya mempertahankan kesepakatan penjualan 88 jet tempur F-35A kepada Kanada di tengah ketidakpastian politik dan meningkatnya kecurigaan terhadap platform tersebut. 

Perusahaan dirgantara AS itu dilaporkan menawarkan jaminan penciptaan lebih banyak lapangan kerja di Kanada agar kontrak tetap berjalan. 

Mengutip Eurasiantimes, Sabtu (22/3) Kanada sebelumnya memesan 88 jet tempur generasi kelima F-35A dari AS pada 2023, dengan pengiriman tahap pertama sebanyak 16 unit dijadwalkan tiba awal tahun depan. 

Namun, meningkatnya ketegangan diplomatik dengan pemerintahan Donald Trump memicu pertimbangan ulang dari pemerintah Kanada. 

Baca Juga: Australia Batalkan Proyek Satelit Militer Lockheed Martin

Mereka menegaskan perlunya memastikan kontrak tersebut menguntungkan bagi rakyat Kanada dan Angkatan Bersenjata Kanada.

Selain faktor geopolitik, kekhawatiran lain muncul terkait dugaan adanya 'tombol pemutus' pada F-35, yang memungkinkan AS mengontrol akses terhadap suku cadang dan pembaruan perangkat lunak. 

Lockheed Martin dan Kantor Program Gabungan (JPO) telah membantah klaim ini, tetapi kekhawatiran tetap ada. 

Situasi ini diperburuk oleh kebijakan Trump yang dianggap merugikan Kanada, termasuk penerapan tarif dagang serta pernyataan kontroversialnya mengenai Kanada sebagai negara bagian ke-51 AS.

Di dalam negeri, sentimen publik terhadap F-35 semakin negatif. Aktivis menentang kesepakatan ini karena tingginya biaya pembelian, sementara laporan Kantor Anggaran Parlemen (PBO) pada November 2023 memperkirakan kenaikan harga yang signifikan. 

Baca Juga: Makin Panas! PM Kanada yang Baru Minta Tinjau Ulang Pembelian F-35 dari AS

Hal ini semakin mendorong dukungan untuk membatalkan kontrak.

Sebagai alternatif, Kanada mempertimbangkan jet tempur buatan Eropa, dengan SAAB Gripen-E Swedia menjadi kandidat utama. Gripen sebelumnya kalah dari F-35 dalam kompetisi pengadaan, tetapi SAAB menuduh Kanada bertindak tidak adil dalam proses seleksi. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×