kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.421   -121,00   -0,73%
  • IDX 7.465   -73,12   -0,97%
  • KOMPAS100 1.049   -9,76   -0,92%
  • LQ45 788   -9,08   -1,14%
  • ISSI 253   -2,74   -1,07%
  • IDX30 412   -0,51   -0,12%
  • IDXHIDIV20 470   2,87   0,61%
  • IDX80 118   -1,14   -0,95%
  • IDXV30 123   0,72   0,59%
  • IDXQ30 131   0,68   0,52%

Loyalitas Pelanggan Tesla Anjlok saat Musk Dukung Trump, Terendah Sepanjang Sejarah


Senin, 04 Agustus 2025 / 19:25 WIB
Loyalitas Pelanggan Tesla Anjlok saat Musk Dukung Trump, Terendah Sepanjang Sejarah
ILUSTRASI. S&P Global Mobility mengungkap bahwa angka tersebut merosot tajam sejak CEO Elon Musk secara terbuka mendukung Presiden Donald Trump. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tesla Inc. (TSLA.O) selama bertahun-tahun memimpin industri otomotif AS dalam hal loyalitas pelanggan.

Namun, data terbaru dari S&P Global Mobility yang dibagikan eksklusif kepada Reuters mengungkap bahwa angka tersebut merosot tajam sejak CEO Elon Musk secara terbuka mendukung Presiden Donald Trump pada musim panas 2024.

Puncak dan Titik Terendah Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan Tesla mencapai puncaknya pada Juni 2024 dengan 73% rumah tangga pemilik Tesla yang sedang mencari mobil baru memilih membeli Tesla kembali. Namun, tren ini mulai menurun drastis sejak Juli 2024, tepat setelah Musk menyatakan dukungan kepada Trump pasca percobaan pembunuhan di Pennsylvania terhadap kandidat Partai Republik tersebut.

Penurunan mencapai titik terendah pada Maret 2025, dengan tingkat loyalitas hanya 49,9% — sedikit di bawah rata-rata industri. Saat itu, Musk baru saja memimpin pembentukan Department of Government Efficiency milik Trump dan memulai pemangkasan ribuan pegawai pemerintah.

Baca Juga: Penjualan Mobil Tesla Anjlok di Eropa, Model Y Belum Mampu Dongkrak Permintaan

Pada Mei 2025, loyalitas Tesla sedikit pulih menjadi 57,4%, sejajar dengan Toyota namun masih di bawah Chevrolet dan Ford.

S&P Global Mobility menyebut penurunan ini sebagai fenomena “belum pernah terjadi sebelumnya” dalam industri otomotif. “Saya belum pernah melihat penurunan secepat ini dalam waktu sesingkat ini,” kata analis S&P Tom Libby.

Faktor Politik dan Persaingan Ketat

Banyak analis menilai bahwa keterlibatan Musk dalam politik berpotensi mengalienasi sebagian basis pelanggan Tesla yang cenderung berhaluan progresif atau memiliki kepedulian lingkungan tinggi. “Jika mereka condong ke Demokrat, mungkin mereka mulai mempertimbangkan merek lain selain Tesla,” ujar Seth Goldstein, analis Morningstar.

Selain faktor politik, Tesla menghadapi persaingan yang semakin sengit dari pabrikan mobil listrik (electric vehicle/EV) besar seperti General Motors, Hyundai, BMW, hingga produsen EV asal China. Sejak 2020, Tesla hanya merilis satu model baru — Cybertruck — yang justru menuai respons pasar di bawah ekspektasi meski Musk memprediksi penjualan ratusan ribu unit per tahun.

Dampak pada Penjualan dan Pasar Global

Secara global, penjualan Tesla mengalami penurunan. Di AS, penjualan lima bulan pertama 2025 turun 8% dibanding tahun sebelumnya. Di Eropa, penurunan lebih tajam lagi mencapai 33% dalam enam bulan pertama tahun ini, diperparah oleh penolakan publik terhadap sikap politik Musk.

Tesla CFO Vaibhav Taneja pada laporan pendapatan April 2025 mengakui adanya dampak negatif dari aksi vandalisme dan permusuhan terhadap merek Tesla, ditambah hilangnya beberapa pekan produksi akibat proses peremajaan pabrik untuk model Model Y terbaru.

Musk sendiri menilai penurunan permintaan tidak akan terjadi jika tidak ada masalah makroekonomi. Namun, analis seperti Garrett Nelson dari CFRA Research menyebut langkah Musk terjun ke politik terjadi di waktu yang sangat buruk, yakni ketika Tesla tengah kehilangan pangsa pasar akibat serangan kompetisi dari produsen EV global.

Baca Juga: Samsung Dapat Kontrak Besar dari Tesla, Nilainya Tembus US$16,5 Miliar

Migrasi Pelanggan: Dari Tesla ke Pesaing

S&P Global Mobility juga melacak perpindahan pelanggan antar-merek. Sebelum Juli 2024, Tesla rata-rata mendapatkan hampir lima rumah tangga baru untuk setiap rumah tangga yang berpindah ke merek lain. Namun, sejak Februari 2025, Tesla hanya memperoleh kurang dari dua rumah tangga baru untuk setiap pelanggan yang hilang — rekor terendah sepanjang sejarahnya.

Merek yang kini lebih banyak menarik pelanggan Tesla dibanding sebaliknya termasuk Rivian, Polestar, Porsche, dan Cadillac.

Strategi Masa Depan: Beralih ke Robotaxi

Meski penjualan mobil Tesla turun, beberapa investor seperti Brian Mulberry dari Zacks Investment Management tetap optimistis pada masa depan perusahaan. Ia memperkirakan keuntungan besar dari rencana Tesla mengoperasikan layanan robotaxi dan melisensikan teknologi mengemudi otonom (self-driving) ke produsen mobil lain.

Tesla telah memulai uji coba terbatas robotaxi di Austin pada Juni 2025 dengan penumpang pilihan. Jika sukses dikomersialisasikan secara luas, Mulberry menilai Tesla bahkan bisa saja tidak lagi bergantung pada penjualan mobil dan truk untuk mendapatkan keuntungan.

Selanjutnya: Jumlah Pekerja Penerima Manfaat JKP Melonjak 75% di Semester I-2025

Menarik Dibaca: 5 Tanaman Pembawa Sial yang Harus Disingkirkan dari Rumah, Punya Energi Negatif!




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×