kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski Trump tak lagi berkuasa, Iran tolak negosiasi baru dengan Barat


Selasa, 24 November 2020 / 23:45 WIB
Meski Trump tak lagi berkuasa, Iran tolak negosiasi baru dengan Barat


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Pemimpin Tertinggi Iran menolak prospek negosiasi baru dengan Barat, bahkan ketika Teheran berbicara dengan optimistis tentang kembalinya perusahaan asing ke Republik Islam.

Kemenangan Joe Biden telah meningkatkan kemungkinan Amerika Serikat (AS) bisa bergabung kembali dengan kesepakatan yang Iran capai dengan kekuatan dunia pada 2015, di mana pencabutan sanksi sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir Iran.

Presiden AS Donald Trump membatalkan kesepakatan itu pada 2018, dan Iran menanggapi dengan mengurangi kepatuhannya terhadap pembatasan program nuklir mereka.

Staf Biden mengatakan, Presiden terpilih AS itu siap memulihkan kesepakatan asalkan Iran kembali mematuhinya. Tetapi, para diplomat dan analis menyebutkan, ini tidak mungkin terjadi dalam semalam karena kedua pihak menginginkan komitmen tambahan.

Baca Juga: Berjulukan kota Angkatan Laut bergerak, ini kemampuan kapal perang baru Iran

Koreksi lebih dulu

Washington ingin Teheran mengekang program rudal yang tidak tercakup dalam kesepakatan nuklir, dan mengurangi intervensinya di Timur Tengah. 

Iran telah lama mengatakan, tidak akan bernegosiasi mengenai rudal, dan tak ada pembicaraan yang dapat dimulai kecuali AS kembali ke perjanjian nuklir dan mencabut sanksi tanpa syarat.

Dalam sambutan yang disiarkan televisi pemerintah pada Selasa (24/11), Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan keraguannya tentang keseluruhan proyek negosiasi dengan Barat.

"Kami pernah mencoba cara agar sanksi dicabut dan dinegosiasikan beberapa tahun, tetapi ini tidak membawa kami ke mana-mana," katanya seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Bikin dunia was-was, Iran mulai pasok gas uranium ke fasilitas bawah tanah

"Mereka ikut campur dalam urusan regional, mereka memberi tahu kami untuk tidak ikut campur. Dan sementara Inggris dan Prancis memiliki rudal nuklir, mereka memberi tahu kami untuk tidak memiliki rudal. Apa hubungannya dengan Anda? Anda harus mengoreksi diri Anda terlebih dahulu," tegas dia.

Khamenei telah lama mengkritik negosiasi dengan Barat. Namun demikian, dia memberikan restu utamanya pada kesepakatan nuklir ketika perjanjian itu tercapai pada 2015.

Sanksi AS yang berlaku lagi di bawah Trump sejak itu menghantam ekonomi Iran dengan keras, merusak argumen Presiden Hassan Rouhani yang pragmatis bahwa membuka Iran kepada dunia akan meningkatkan kualitas hidup.

Juru bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei mengatakan pada Selasa (24/11), perusahaan asing sudah bersiap untuk kembali ke negaranya.

Baca Juga: Teheran: Setiap serangan AS atas Iran akan hadapi respons menghancurkan

Tidak ada manfaat

"Baru-baru ini, kontak tentang pembukaan kantor dan kehadiran perusahaan asing di Iran telah meningkat," ujar Rabiei pada konferensi pers yang disiarkan langsung di situs web pemerintah.

"Pastinya, dengan pencabutan sanksi yang menindas dan absennya Trump, kehadiran perusahaan asing dan kesediaan untuk berinvestasi di Iran akan meningkat," sebut dia seperti dilansir Reuters.

Seorang diplomat Eropa mengatakan kepada Reuters, perusahaan masih mewaspadai kurangnya transparansi di Iran dan pencabutan sanksi AS oleh Biden tidak akan cukup untuk menarik investor asing kembali.

"Tidak ada manfaat bagi perusahaan besar untuk bermain-main di pasar dengan transparansi keuangan yang sangat sedikit. Tidak ada petugas kepatuhan yang akan memberikan sanksi atas langkah seperti itu," kata dia.

Selanjutnya: Orang kedua Al Qaeda tewas di Iran oleh operasi Israel atas perintah AS




TERBARU

[X]
×