Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Perusahaan pertambangan asal Australia, Mineral Resources Ltd (MinRes) akan menjual 30% saham di sebagian bisnis litium kepada perusahaan asal Korea Selatan, POSCO. Nilai transaksi mencapai US$ 765 juta. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi beban utang perusahaan, sekaligus mendorong harga saham MinRes ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun terakhir.
Saham MinRes sempat melonjak hingga 10,8%, mencapai posisi tertinggi sejak Oktober tahun lalu, sebelum ditutup naik 9,2% pada akhir perdagangan menjadikannya saham dengan kinerja terbaik di indeks S&P/ASX 200, yang pada hari itu ditutup sedikit melemah.
MinRes berupaya memperbaiki neraca keuangannya setelah pengeluaran besar untuk proyek Onslow Iron haul road dan anjloknya harga litium yang menekan pendapatan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga menghadapi kekhawatiran terkait tata kelola perusahaan di bawah pimpinan pendirinya sekaligus CEO, Chris Ellison.
Baca Juga: BYD Targetkan Penjualan 1,6 Juta Mobil Listrik di Pasar Global pada 2026
Bagi POSCO, yang sebelumnya telah memiliki proyek bersama dengan Pilbara Minerals di Korea Selatan untuk produksi litium hidroksida, kesepakatan ini menandai langkah pertama perusahaan tersebut masuk ke tambang litium di Australia, di tengah harga litium global yang masih rendah.
Dalam pernyataannya, MinRes menjelaskan bahwa kesepakatan ini akan membentuk joint venture baru yang menaungi kepemilikan 50% MinRes di tambang litium Wodgina dan Mt Marion. Dengan demikian, POSCO akan memiliki 15% kepemilikan tidak langsung di masing-masing proyek tersebut. MinRes akan tetap menjadi operator tambang berdasarkan perjanjian yang sudah ada dengan para mitra.
“Kesepakatan ini menegaskan kualitas aset litium MinRes, memastikan valuasi premium, memperkuat neraca keuangan, dan membuka akses ke rantai pasok hilir Korea Selatan, sambil tetap mempertahankan pendapatan jasa dengan margin tinggi,” tulis analis RBC Capital Markets, Kaan Peker, dalam sebuah catatan.
CEO POSCO, In Hwa Chan, menyebutkan bahwa material energi menjadi penggerak utama pertumbuhan baru bagi perusahaan di samping bisnis baja, dan POSCO berkomitmen untuk memastikan pasokan bahan baku yang stabil dan kompetitif secara biaya. Saham POSCO juga tercatat naik hingga 6,6%, merupakan lonjakan harian terbesar sejak awal Juli.
Harga spodumene, mineral pembawa litium, sempat pulih ke sekitar US$ 880 per ton pada Agustus setelah jatuh ke level terendah empat tahun di US$ 610 per ton pada pertengahan Juni. Namun, harga tersebut masih jauh di bawah puncak tahun 2022 yang mencapai lebih dari US$ 6.000 per ton.
Krisis harga ini telah memaksa sejumlah penambang Australia menghentikan sementara operasi, dan belakangan mendorong mereka untuk menjual sebagian aset guna memperkuat kembali neraca keuangan.
Reuters melaporkan pada Agustus lalu bahwa MinRes sempat mencoba menjual sebagian saham di proyek Mt Marion dan Wodgina, namun proses tersebut terhenti setelah calon pembeli asal India dan Jepang menolak harga yang ditaksir lebih dari US$ 2 miliar.
MinRes mengatakan hasil dari penjualan saham ke POSCO akan digunakan untuk melunasi utang eksternal, memperkuat posisi keuangan perusahaan, serta mempersiapkan pertumbuhan di masa depan.
Sebagai bagian dari kesepakatan, POSCO akan menerima konsentrat spodumene sebanding dengan kepemilikan 30% mereka di joint venture. Tambang Wodgina, salah satu deposito litium batuan keras terbesar di dunia, dioperasikan bersama Albemarle, sementara Ganfeng Lithium dari Tiongkok menjadi mitra MinRes di tambang Mt Marion.













