Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - DUBAI/RIYADH. Negara-negara Teluk, yang menjadi rumah bagi sejumlah pangkalan militer Amerika Serikat (AS), berada dalam status siaga tinggi pada Minggu (22/6).
Menyusul serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir utama Iran meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan.
Baca Juga: Saham Tel Aviv Cetak Rekor Tertinggi Usai Serangan AS ke Fasilitas Nuklir Iran
Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa militer AS telah “menghancurkan” situs nuklir utama Iran menggunakan bom penghancur bunker pada dini hari.
Ia juga memperingatkan bahwa Teheran akan menghadapi serangan yang lebih dahsyat jika tidak menyetujui perdamaian.
Arab Saudi, eksportir minyak mentah terbesar di dunia, meningkatkan tingkat keamanannya secara signifikan setelah serangan tersebut, menurut dua sumber yang mengetahui situasi tersebut.
Di sisi lain, Bahrain mengimbau warganya untuk menghindari jalan utama.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Berpotensi Naik US$5 Usai Serangan AS ke Iran
Kuwait, negara eksportir minyak penting lainnya di kawasan, menyatakan bahwa Dewan Pertahanannya akan bersidang secara permanen.
Negara ini juga mengaktifkan sejumlah tempat perlindungan di kompleks kementerian, menurut kantor berita resmi negara tersebut.
Sebelumnya, Iran telah memperingatkan bahwa jika mereka diserang oleh AS, maka aset militer Amerika di kawasan, termasuk pangkalan militer, akan menjadi sasaran.
Bahrain merupakan lokasi markas Armada Kelima Angkatan Laut AS. Pangkalan militer AS lainnya juga tersebar di Arab Saudi, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Otoritas nuklir di Arab Saudi dan UEA melaporkan bahwa mereka belum mendeteksi adanya kontaminasi radiasi menyusul serangan ke Iran.
Baca Juga: Netanyahu: Serangan AS Terhadap Situs Nuklir Iran 'Akan Mengubah Sejarah'
“Meski sejauh ini konflik masih terbatas pada bentrokan langsung antara Israel dan Iran, keterlibatan langsung AS merupakan ambang batas krusial yang berisiko menyeret negara-negara Teluk, terutama Bahrain, Kuwait, dan Qatar, ke dalam konflik karena mereka menjadi tuan rumah bagi fasilitas militer AS,” kata Hasan Al Hasan, peneliti senior untuk Kebijakan Timur Tengah di International Institute for Strategic Studies.
Ia menambahkan bahwa potensi konflik terbuka antara AS dan Iran bisa mengakibatkan perang berkepanjangan yang menghancurkan kawasan.
Serangan AS juga memperburuk gangguan penerbangan. Singapore Airlines membatalkan penerbangan dari Singapura ke Dubai pada hari Minggu, sementara British Airways membatalkan rute ke dan dari Dubai serta Doha.
Maskapai penerbangan global kini menghindari wilayah udara Iran, Irak, Suriah, dan Israel akibat risiko tembakan rudal yang masih berlangsung.
“Mengingat perkembangan situasi keamanan di kawasan, kami mengimbau warga dan penduduk untuk menggunakan jalan utama hanya jika diperlukan demi menjaga keselamatan publik serta memberikan ruang bagi otoritas untuk bergerak secara efisien,” tulis Kementerian Dalam Negeri Bahrain dalam pernyataan resmi di platform X (dulu Twitter).
Baca Juga: Wall Street Bersiap Hadapi Tekanan Setelah Serangan AS ke Iran
Sebanyak 70% pegawai negeri sipil Bahrain juga diminta bekerja dari rumah mulai Minggu hingga pemberitahuan lebih lanjut, sebagai respons atas meningkatnya ketegangan.
Pemerintah Bahrain sebelumnya juga telah mengaktifkan rencana darurat nasional, membentuk pusat darurat, dan melakukan uji coba sirene peringatan.
Media lokal melaporkan, pemerintah telah menyiapkan 33 tempat perlindungan darurat.