kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,75   12,44   1.37%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nyala api baru perang dagang, Nasdaq memperketat aturan IPO perusahaan kecil China


Senin, 30 September 2019 / 05:56 WIB
Nyala api baru perang dagang, Nasdaq memperketat aturan IPO perusahaan kecil China
ILUSTRASI. Nasdaq


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Nasdaq Inc menghambat rencana penawaran umum perdana (IPO) perusahaan kecil China dengan memperketat aturan dan memperlambat persetujuan. Hal itu terungkap dari laporan pemerintah, eksekutif perusahaan dan bankir investasi.

Nasdaq memiliki alasan tersendiri atas hal ini. Yakni, banyak dari perusahaan China yang pada akhirnya meningkatkan sebagian besar modal dalam IPO mereka dari sumber-sumber di China, bukan dari investor AS.

Melansir Reuters, saham sebagian besar perusahaan kecil Tiongkok diperdagangkan dengan volume tipis pasca kebijakan AS. Salah satu sebabnya, mayoritas dari mereka dipegang oleh sejumlah insider atau orang dalam. Likuiditasnya yang rendah membuat saham ini tidak menarik bagi banyak investor institusi besar, yang menjadi target Nasdaq.

Baca Juga: Gedung Putih dikabarkan akan memblokir semua investasi AS ke China

Sebagai contoh, CEO 111 Inc Liu Junling mengatakan kepada Reuters, ketika perusahaan jaringan farmasi online China ini berhasil menghimpun US$ 100 juta dari hajatan IPO-nya di Nasdaq tahun lalu, sebagian besar saham dijual ke koneksi eksekutif perusahaan.

Menurut sumber Reuters, inkubator influencer digital Ruhnn Holding Ltd, penyedia pendidikan setelah sekolah Puxin Ltd, dan produsen produk hewan peliharaan Dogness International Corp adalah contoh lain dari perusahaan China yang terdaftar di Nasdaq dalam dua tahun terakhir dengan investor lebih banyak yang berasal dari China daripada dari Amerika. Hingga saat ini, Ruhnn, Puxin, dan Dogness tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

"Salah satu kualitas kritis dari pasar modal kita adalah bahwa kita memberikan akses yang tidak diskriminatif dan adil kepada semua perusahaan yang memenuhi syarat. Kewajiban hukum semua bursa ekuitas AS bertujuan untuk menciptakan pasar yang dinamis yang menyediakan beragam peluang investasi bagi investor AS," kata juru bicara Nasdaq.

Baca Juga: Xi Jinping akan tunjukan kepada dunia bahwa ini era kepemimpinan China

Juru bicara Nasdaq menolak berkomentar secara khusus tentang dampak dari perubahan dalam aturan pencatatan AS terhadap rencana IPO perusahaan kecil China.

Pada saat meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China terkait perdagangan dan teknologi, pembatasan Nasdaq pada IPO perusahaan kecil China merupakan titik nyala terbaru dalam hubungan perdagangan antara negara dua ekonomi terbesar di dunia.

Harga saham perusahaan China yang terdaftar di AS turun tajam pada hari Jumat menyusul laporan bahwa Gedung Putih mempertimbangkan penghapusan (delisting) perusahaan China dari bursa saham AS. Seorang pejabat Departemen Keuangan AS mengatakan pada Sabtu (29/9) bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump tidak mempertimbangkan untuk memblokir perusahaan-perusahaan China dari pencatatan saham di bursa saham AS "saat ini".

Sebuah sumber yang dekat dengan Nasdaq mengatakan, perubahan pada aturan pencatatan ini bukanlah hasil dari diskusi dengan Gedung Putih. Salah seorang juru bicara Gedung Putih menolak untuk mengomentari perubahan aturan listing Nasdaq.

Baca Juga: China menegaskan butuh kepemimpinan yang kuat atau akan hancur

Pada bulan Juni, anggota parlemen AS memperkenalkan undang-undang yang belum diadopsi, yang akan memaksa perusahaan China terdaftar di bursa saham Amerika untuk tunduk kepada pengawasan peraturan, termasuk menyediakan akses ke audit, atau menghadapi delisting.

Nasdaq pertama kali mengusulkan untuk mengubah aturan listing pada Oktober 2018, dan perubahan mulai berlaku bulan lalu.

"Kekhawatiran Nasdaq tentang likuiditas rendah dan volatilitas tinggi di pasar yang disebabkan oleh IPO China telah menjadi sangat jelas sejak pertengahan 2018," kata Ralph De Martino, pimpinan firma hukum AS Schiff Hardin LLP di Asia, yang menyarankan perusahaan China saat melakukan IPO.

Aturan listing Nasdaq yang baru telah menaikkan persyaratan volume perdagangan rata-rata untuk sebuah saham, dan meminta setidaknya 50% pemegang saham perusahaan untuk berinvestasi masing-masing minimal US$ 2.500 dalam sebuah IPO.

Nasdaq juga mengatakan pada bulan Juni bahwa mereka dapat menunda pencatatan sebuah perusahaan yang tidak menunjukkan hubungan kuat dengan pasar modal AS, termasuk tidak memiliki pemegang saham, operasi, manajemen, atau anggota dewan yang bertautan kepada Amerika Serikat.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×