kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nyaris bangkrut karena gunakan bahan berbahaya (2)


Kamis, 20 Juli 2017 / 14:09 WIB
Nyaris bangkrut karena gunakan bahan berbahaya (2)


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

Sebagai perusahaan mainan, bisnis Moose Toys naik pesat setelah dikelola Manny Stul. Bahkan nama Moose Toys masuk dalam jajaran perusahaan mainan terbesar di Australia dan Amerika Serikat (AS). Namun seperti umumnya kebanyakan pengusaha lainnya, perjalanan bisnis Stul pun diadang onak dan duri. Salah satu kasus terbesar yang mendera Moose adalah penggunaan bahan berbahaya dalam produk mainan. Kasus ini nyaris membuatnya bangkrut.

Selama 17 tahun, Manny Stul mengembangkan bisnis Moose Toys menjadi salah satu perusahaan mainan anak terbesar di Australia, bahkan di Amerika Serikat (AS). Di bawah kendali Stul, Moose Toys bertransformasi menjadi perusahaan mainan kelas dunia, dengan penjualan berlipat beratus kali dari awal berdiri pada tahun 2000 silam.

Dari bisnis mainan anak-anaknya ini, Stul berhasil mengumpulkan pundi dollar yang tidak sedikit. Berdasarkan data Forbes terbaru, total kekayaan pria berumur 68 tahun tersebut mencapai US$ 1,41 miliar. Kesuksesan Stul ini bukan tanpa rintangan. Pada tahun 2007, pria yang hanya lulusan sekolah menengah atas ini pernah hampir bangkrut, karena banyak tuntutan konsumen terkait bahan berbahaya yang terdapat pada produk mainannya.

Saat kejadian itu atau setelah tujuh tahun Moose Toys berdiri, penjualan mainan Stul sedang tumbuh pesat. Mengutip AFR, saat itu Stul sedang berada di Perth, mengunjungi keluarga yang anaknya dirawat akibat menelan Bindezz, mainan produksinya.

Bindezz merupakan manik-manik kecil beraneka warna, yang bila disusun dan lalu disemprotkan air di atasnya, akan menyatu, membentuk pola sesuai daya kreasi si pemainnya. Mainan ini mendapat penghargaan sebagai "toy of the year" di tahun 2007.

Setelah dilakukan pengembangan oleh aparat terungkap bahwa kasus ini terjadi disejumlah wilayah, salah satunya Sydney. Berdasarkan penyelidikan, mainan tersebut mengandung zat berbahaya yaitu gamma-Hydroxybutyrate (GHB) yang biasa digunakan pelaku kejahatan pemerkosaan dengan efek memabukkan dan meningkatkan libido sang korban.

Upaya penyelidikan petugas mengungkap, keberadaan GHB dalam mainan tersebut disebabkan kenakalan pabrik di China, yang berusaha menghemat biaya produksi dengan mengganti bahan yang sebelumnya aman dengan bahan berbahaya. Dampak dari kasus ini menyebabkan Bindezz ditarik dari peredaran, dan menjadi salah satu kasus terbesar dalam sejarah mainan dunia.

Kasus tersebut juga merembet pada tuntutan hukum dari sejumlah keluarga korban. Akibat kasus tersebut, Stull dan Moose Toys harus menelan gugatan senilai total US$ 1 juta dari keluarga korban.

Tidak hanya itu, beberapa perusahaan asuransi juga datang meminta ganti rugi kepada Stul akibat klaim dari para korban produk mainan Bindezz. Belum lagi para distributor yang kemudian khawatir nasib penjualan mainan Moose Toys secara keseluruhan.

Kasus ini memang membuat Stul frustasi. Namun pengalaman telah menempa pria yang kini berada di posisi ke-23 terkaya di Australia itu untuk bangkit menyelesaikan semua masalah.

Hal pertama yang dilakukan Stul adalah menghubungi pengacara kondang Melbourne untuk meminta saran. Berdasarkan saran dari beberapa kolega, akhirnya Stul mengambil langkah berisiko untuk mengumpulkan beberapa kreditur dan menjelaskan duduk perkara, langkah penanganan dan langkah bisnis ke depan yang akan dilakukan Moose Toys. Bukan perkara mudah, lantaran untuk melanjutkan bisnis, Stul harus meyakinkan 3/4 kreditur agar menerima penjelasan yang disampaikannya.

Dengan negosiasi yang panjang di Hong Kong, akhirnya kreditur menyetujui pinjaman bagi Moose Toys tidak ditarik, namun mengultimatum agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Pasca kejadian itu, Stul tetap terus mengembangkan produk baru, dengan meningkatkan tingkat kehati-hatian .                       n

(Bersambung)


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×