Sumber: CBSNews | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyerang penggantinya Presiden Donald Trump. Obama mengatakan, Trump sebagai gejala (symptom of) dan percepatan (accelerant to) informasi yang salah.
Pernyataan ini dikatakan Obama menjawab pertanyaan Tommy Vietor, yang menjabat sebagai juru bicara Dewan Keamanan Nasional Obama dan asisten khusus.
Ia menanyakan pendapat Obama mengenai tindakan Trump men-tweet tuduhan bahwa Obama memata-matai kampanye Trump dan tentang Trump yang menyerukan agar Obama didakwa atas tuduhan itu.
Obama mengatakan, tuduhan Trump itu sebagai masalah yang lebih besar.
Baca Juga: Donald Trump puji Vladimir Putin dan Kim Jong Un, begini katanya
"Tuduhan itu sangat tidak masuk akal sehingga komite yang bahkan dikendalikan Partai Republik, yang memeriksa tuduhan itu, membubarkan mereka. Dan Anda tahu, Jaksa Agung Barr telah memberhentikan mereka," kata Obama kepada Vietor seperti dikutip dari CBSNews, Jumat (16/10).
"Tapi tahukan Anda, ini adalah contoh, dari masalah yang lebih besar," sambung Obama.
Menurut Obama, salah satu fondasi utama demokrasi adalah tidak mempolitisasi sistem peradilan pidana dan sistem inteligen serta militer.
Obama melanjutkan, hal ini harus dijauhkan dari politik sekarang karena terlalu berbahaya. Dia juga berkata "Anda tidak bisa memiliki demokrasi di mana lawan politik tunduk pada bahasa yang menghasut seperti ini," sambung Obama.
Menurut presiden kulit hitam pertama AS ini, Trump melakukan hal yang sama dengan yang pernah ia lakukan terhadap pesaingnya Hillary Clinton pada 2016 dan tema lock her up. Sehingga, Obama mengaku tidak terkejut lagi, bila cara-cara seperti itu terus dilanjutkan Trump.
"Saya kecewa Partai Republik yang lebih tahu tidak memeriksanya tentang ini," sambungnya.
Baca Juga: Joe Biden beberkan isi pembicaraannya dengan investor kawakan Warren Buffett
Obama kemudian menjelaskan, apa yang dia lihat sebagai masalah kedua. Yaitu seluruh informasi yang dilemparkan Trump adalah informasi yang salah. Informasi yang salah itu disebar melalui media sosial, dan media konservatif.
"Kami telah membicarakan ini sebelumnya. Masalah informasi yang salah ini adalah masalah yang akan bertahan lebih lama daripada Trump. Trump adalah gejala dan percepatannya. Tapi dia tidak menciptakannya," tutur Obama.
Menurut Obama, dengan berkembangnya media sosial, maka tidak ada lagi pembatas yang menyaring informasi yang benar dan salah. Dan ini merupakan salah satu tantangan terbesar Amerika. Sebab ini bukan lagi masalah kaum progresif versus sayap kanan.
"Ini benar-benar masalah masyarakat Amerika yang sebenarnya. Bagaimana cara kita membangun kembali beberapa dasar kebenaran," tutur Obama.
Terkait hal itu, Obama mengaku tidak punya jawaban cepat. Tetapi menurutnya, hal itu akan menjadi tantangan besar bagi semua. "Dan saya prihatin tentang itu," sambungnya.
Baca Juga: Jika Biden menang dalam pemilu, hubungan AS-China akan diatur ulang
Sejauh ini, perusahaan media sosial di AS telah menerapkan kebijakan baru tahun ini. Perusahaan media sosial ini mencoba mencegah penyebaran informasi yang salah di platform mereka.
Trump telah lama dikritik karena menggunakan media sosial untuk membagikan informasi yang salah dan konten yang mereka bagikan harus tunduk pada kebijakan baru pengelola media sosial ini.