kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Orang Kaya Vietnam Ini Diprediksi Masih Sulit Berjaya di Bisnis Mobil Listrik


Senin, 08 Mei 2023 / 17:24 WIB
Orang Kaya Vietnam Ini Diprediksi Masih Sulit Berjaya di Bisnis Mobil Listrik
ILUSTRASI. Orang kaya asal Vietnam, Pham Nhat Vuong, pemilik VinFast, mempertaruhkan sebagian besar kekayaannya bisnis mobil listrik.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

Adapun mobil VinFast mendapat ulasan yang beragam. Seorang penulis untuk blog Jalopnik menyebut SUV VinFast tidak siap untuk dipasarkan di AS. Penulis itu menilai terdapat beberapa keanehan pada mobil tersebut, salah satunya soal pedal gas.

Meskipun demikian, VinFast terus melangkah maju. Mereka mengadakan perayaan pada November 2022 untuk pengiriman 999 mobil listrik pertama dikirim ke California, AS. Pada akhirnya harus tertunda.

Perusahaan Pham menyatakan tidak ada masalah dengan baterai kendaraan tersebut. Mereka mengatakan hal yang normal jika baterai habis saat dalam perjalanan.

Pada akhir Februari 2023, perusahaan mengumumkan akan memangkas pembayaran bulanan pelanggan sewa awal menjadi setengahnya, dengan mengenakan biaya US$ 399 per bulan.

VinFast akhirnya menyerahkan 45 SUV pertamanya kepada pelanggan di California pada 1 Maret 2023 dan sekarang memiliki 310 kendaraan di Amerika Serikat. Adapun 100 kendaraan lainnya menyusul untuk dikirim.

Baca Juga: VinFast Terima Pendanaan Hijau US$ 135 Juta yang Dipimpin oleh ADB

Meskipun Biden memberi VinFast dukungan untuk membangun pabrik di AS, tetapi RUU iklim menjadi permasalahan baru. Undang-undang pengurangan inflasi akan menguntungkan produsen yang sudah memiliki pabrik EV dan baterai yang sudah beroperasi.

Alhasil, VinFast telah memperingatkan bahwa fasilitasnya di North Carolina tidak akan mulai berproduksi hingga 2025.

Disebutkan bahwa Undang-undang tersebut benar-benar memberikan banyak tekanan kepada mereka. Sebab, hal itu merusak keuntungan biaya dan harga VinFast. Analis otomotif untuk Gartner, Mike Ramsey, menilai perusahaan Pham dihantam oleh kenyataan bahwa harus melakukan ekspansi di pasar yang sangat luas.

Di antaranya menyiapkan jaringan untuk distribusi, suku cadang pengganti, dan layanan tidak akan menjadi tugas mudah. Menurutnya, tanpa unsur itu, konsumen tidak akan merasa tenang karena mereka butuh perbaikan kendaraan suatu saat.

Sementara itu, seorang analis otomotif yang berbasis di Hong Kong untuk Bloomberg Intelligence, Steve Man, memperkirakan VinFast bisa saja mengikuti kiprah Tesla. Akan tetapi, membutuhkan waktu dan modal yang begitu besar.

Baca Juga: VinFast Kirim 1.879 Unit Kendaraan SUV Gelombang Kedua ke Amerika Utara



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×