Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dia menambahkan, “Oleh karena itu, kecuali kita melihat narasi yang berbeda muncul selama dekade ini di mana pengaturan yang berbeda di seluruh Selat dapat diterima oleh Beijing, seseorang harus menganggap serius risiko peningkatan tindakan - politik serta militer - untuk memastikan bahwa penyatuan kembali dicapai dalam waktu jangka waktu yang memungkinkan untuk merayakan 100 tahun pertama RRC."
Express.co.uk memberitakan, negara adidaya timur mengklaim kepemilikan tetangganya, Taiwan, meskipun kedua negara telah diperintah secara terpisah selama lebih dari tujuh dekade.
Beijing menunjuk pada kebijakan "Satu China" yang menuntut hanya ada satu negara berdaulat dengan nama China.
Baca Juga: Dua hari berturut-turut Jepang pergoki kapal China di sekitar Kepulauan Senkaku
Para analis mengatakan peningkatan tindakan militer China tahun ini adalah tanda Beijing menguji dukungan Biden untuk Taiwan.
Patalano setuju dengan pendapat bahwa waktu tindakan militer China dimaksudkan untuk mengirim pesan ke pemerintahan AS yang baru.
"Biasanya selama enam bulan pertama dari setiap otoritas administrasi Amerika yang baru dalam uji coba keputusan Amerika di Beijing. Kebetulan, 'pengujian' yang sama terjadi menjelang pemilu Taiwan tahun lalu,” tambahnya.
Baca Juga: Biden: China akan sulit menjadi pemimpin dunia jika masih terlibat pelanggaran HAM