Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pasar ekspor beras Asia terpantau lesu sepanjang pekan ini. Harga beras Thailand bahkan turun ke titik terendah dalam 18 tahun akibat minimnya permintaan dan pasokan melimpah dari panen musim baru.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa harga yang terus rendah dapat membuat petani enggan menanam padi di musim berikutnya.
Harga beras 5% patahan Thailand tercatat di level US$335 per ton pada Kamis (13/11/2025), turun tipis dari US$338 per ton pekan lalu. Ini merupakan harga terendah sejak Oktober 2007.
Baca Juga: Korea Selatan Naikkan Subsidi Mobil Listrik 20% pada 2026 untuk Redam Dampak Tarif AS
“Pembeli hanya mengambil sedikit karena ada kabar bahwa India akan melepas lebih banyak beras dengan harga yang lebih murah dibandingkan varietas Thailand,” ujar seorang pedagang berbasis di Bangkok.
Ia menambahkan, harga yang terlalu rendah membuat sebagian petani mempertimbangkan untuk mengurangi luas tanam.
Dari sisi pasokan, tekanan semakin besar karena lebih banyak beras memasuki pasar seiring berakhirnya musim hujan di Thailand.
Adapun beras parboiled 5% patahan India diperdagangkan stabil di kisaran US$344–US$350 per ton, sementara beras putih 5% patahan berada di harga US$350–US$360 per ton.
“Pasokan dari panen baru mulai menekan harga lokal, meski pemerintah cukup agresif menyerap stok,” kata seorang pedagang di New Delhi.
Baca Juga: EU Siap Usir Huawei, Larangan Total Tinggal Menunggu Waktu, Apa Masalahnya?
Harga beras Vietnam 5% patahan juga bertahan di level US$415–US$430 per ton, menurut data Asosiasi Pangan Vietnam.
Namun, permintaan tetap lemah meskipun Vietnam telah menawarkan harga yang lebih rendah.
“Penjualan sangat lambat akibat permintaan yang lesu,” ujar seorang pedagang di Ho Chi Minh City.
Sementara itu, ekspor beras Vietnam diperkirakan mencapai 8,8 juta ton tahun ini, menurut pernyataan Ketua Asosiasi Pangan Vietnam, Do Ha Nam, yang dikutip media pemerintah.
Baca Juga: Tragedi Boeing 737 MAX: Keluarga Korban Berjuang Raih Keadilan
Di kawasan Asia Selatan, Bangladesh menyetujui proposal impor 50.000 ton beras parboiled dengan harga US$355,59 per ton melalui mekanisme tender.
Kebijakan ini ditempuh untuk memperkuat ketahanan pangan dan memastikan ketersediaan cadangan beras di tengah upaya pemerintah menahan kenaikan harga di dalam negeri.













