Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Kondisi pasar regional sepertinya belum stabil. Setelah sempat mengalami kenaikan pada transaksi kemarin, hari ini, indeks acuan sejumlah negara Asia dibuka melorot. Adanya prediksi penurunan laba dan anjloknya harga logam menandakan permintaan global semakin menurun.
Pada pukul 09.18 pagi waktu Tokyo, MSCI Asia Pacific Index merosot 2,3% menjadi 86,20. Dengan demikian, sepanjang bulan ini, indeks MSCI sudah turun 19%, yang merupakan penurunan terbesar sejak dilaunching pada 1987 silam.
Sementara itu, setelah melonjak 26% dalam tiga hari kemarin, hari ini, indeks Nikkei 225 Stock juga turun 3,6% menjadi 8.704,44. Kondisi serupa juga dialami Strait Times yang turun 1,39% menjadi 1.776,52.
Meski demikian, indeks Kospi masih mampu mempertahankan kenaikannya kemarin yang mencapai 12%. Pada pembukaan pasar hari ini, Kospi naik tipis 0,6%. Demikian pula Hang Seng yang dibuka hijau dengan kenaikan 1.627,78 menjadi 14.329,80.
Di Jepang, Denso Corp, yang merupakan produsen suku cadang terbesar dunia, dan produsen alat-alat elektronik Kyocera Corp terpeleset lebih dari 4%. Kemerosotan harga saham tersebut terjadi setelah kedua perusahaan memprediksi bahwa laba mereka akan menurun.
Sementara itu, BHP Billiton Ltd turun 4,3% setelah harga logam yang diperdagangkan di bursa London mengalami penurunan terbesar sejak Oktober 2004. Sedangkan KT Corp turun 2,9% setelah membukukan penurunan laba untuk yang ke tujuh kalinya.
Catatan saja, saham-saham Asia dalam tiga hari belakangan ini memang melonjak 17%. Kenaikan itu dipicu oleh pemangkasan suku bunga oleh China. Selain itu, langkah the Federal Reserve untuk mengguyurkan dana sebesar US$ 120 miliar kepada emerging market memupuskan kekhawatiran investor bahwa pengetatan kredit akan memperlambat pertumbuhan perekonomian.
“Kenaikan saham kemarin sebenarnya sangat baik. Investor banyak yang mengambil kesempatan ini untuk membukukan keuntungan,” jelas Soichiro Monji, chief strategist Daiwa SB Investment Ltd.