kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PBB Mengatakan Kelaparan akan Segera Terjadi di Gaza Palestina


Sabtu, 18 November 2023 / 00:08 WIB
PBB Mengatakan Kelaparan akan Segera Terjadi di Gaza Palestina
ILUSTRASI. Gaza


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - GAZA/JERUSALEM. Pengiriman bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke Gaza dihentikan karena kekurangan bahan bakar dan komunikasi terputus pada Jumat (17/11).

Situasi ini kian memperdalam penderitaan ribuan warga Palestina yang kelaparan dan kehilangan tempat tinggal saat pasukan Israel memerangi militan Hamas di daerah kantong tersebut.

Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengatakan bahwa warga sipil menghadapi "kemungkinan besar akan kelaparan" karena kurangnya pasokan makanan.

Para pejabat internasional mengatakan, krisis kemanusiaan bagi 2,3 juta penduduk Gaza memasuki fase baru yang lebih mengerikan saat perang memasuki minggu ketujuh.

Baca Juga: RS Indonesia di Gaza Tak Bisa Beroperasi Saat Banyak Penduduk Palestina Butuh Bantuan

Israel telah bersumpah untuk memusnahkan kelompok militan Hamas yang menguasai Gaza, sejak para pejuangnya menewaskan 1.200 orang dan menyeret 240 sandera dalam sebuah serangan mematikan pada tanggal 7 Oktober.

Sejak saat itu, Israel telah mengebom sebagian besar wilayah Gaza hingga menjadi puing-puing, memerintahkan pengusiran penduduk di seluruh bagian utara daerah kantong tersebut, dan membuat sekitar dua pertiga penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal.

Otoritas kesehatan Gaza yang dianggap terpercaya oleh PBB mengatakan bahwa lebih dari 11.500 orang telah dikonfirmasi tewas, 40% di antaranya adalah anak-anak, dan banyak lainnya yang terjebak di bawah reruntuhan.

Mereka belum dapat memperbarui jumlah tersebut selama beberapa hari karena kurangnya komunikasi.

Di rumah sakit terbesar di Gaza, Al Shifa, yang menjadi fokus perhatian dunia internasional minggu ini karena menjadi target utama serangan darat.

Baca Juga: Berbagai Perusahaan Indonesia Terus Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, Palestina

Israel mengatakan bahwa pasukannya telah menemukan sebuah kendaraan yang berisi sejumlah besar senjata, dan sebuah bangunan bawah tanah yang mereka sebut sebagai sebagai terowongan terowongan Hamas, setelah dua hari menggeledah tempat tersebut.

Tentara Israel merilis sebuah video yang dikatakannya menunjukkan pintu masuk terowongan di area luar ruangan rumah sakit yang penuh dengan beton dan puing-puing kayu dan pasir. Tampaknya area tersebut telah digali. Sebuah buldoser muncul di latar belakang.

Tentara Israel juga mengatakan bahwa mereka telah menemukan mayat dua sandera di sebuah bangunan di dekat, meskipun tidak di dalam, halaman rumah sakit.

Israel telah lama menyatakan bahwa rumah sakit itu berada di atas bunker bawah tanah yang luas yang menjadi markas komando Hamas.

Staf rumah sakit mengatakan bahwa hal ini tidak benar dan bahwa temuan Israel di sana sejauh ini tidak membuktikan hal tersebut.

Baca Juga: PM Israel Benjamin Netanyahu: Kami Gagal Meminimalkan Korban Sipil di Gaza

Hamas membantah menggunakan rumah sakit untuk tujuan militer. Mereka mengatakan, beberapa sandera telah menerima perawatan di pusat-pusat medis tetapi mereka tidak ditahan di dalamnya.

Staf Al Shifa mengatakan, seorang bayi prematur meninggal di rumah sakit pada hari Jumat, bayi pertama yang meninggal di sana dalam dua hari sejak pasukan Israel masuk.

Tiga orang telah meninggal pada hari-hari sebelumnya ketika rumah sakit itu dikepung.

Israel mengatakan akan mengirimkan bantuan termasuk inkubator untuk menyelamatkan 36 bayi yang ditempatkan di delapan tempat tidur agar tetap hangat sejak bangsal neo-natal diserang pekan lalu.

Baca Juga: Rusia Siagakan Rudal Balistik Berkemampuan Nuklir Avangard

Namun para staf mengatakan bahwa Israel tidak memberikan bantuan yang berarti bagi bayi-bayi tersebut atau ratusan bayi lainnya.


Direktur rumah sakit Al Shifa, Muhammad Abu Salmiya, kepada Al Jazeera mengatakan, lima bayi berada dalam kondisi yang sangat serius.

"Kami berusaha menjaga mereka tetap hidup, membungkus mereka dengan plastik, menaruh botol air panas di dekat mereka agar mereka tetap hidup, upaya kami adalah apa yang membuat mereka tetap hidup."

Komunikasi dengan organisasi luar telah terputus dan permintaan untuk mengevakuasi mereka yang berada dalam kondisi paling parah tidak terjawab, katanya.

"Tidak ada apa-apa di rumah sakit kecuali lebih banyak mayat, tidak ada kebutuhan hidup di rumah sakit, tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada oksigen, tidak ada makanan. Tentara Israel berkeliaran dengan bebas di rumah sakit. Rumah sakit dikepung dari segala penjuru, tank-tank mengepung kami dari segala penjuru."

Baca Juga: Surat Osama bin Laden Viral di TikTok, Berisi Pembenaran untuk Menyerang AS

Rumah sakit terakhir yang masih berfungsi penuh di bagian utara Gaza, Al Ahli, terpaksa menutup bagian bedah setelah kehabisan obat bius.

Ahli bedah Inggris-Palestina Ghassan Abu Sitta, yang melarikan diri dengan berjalan kaki ke selatan, mengatakan kepada Reuters bahwa ia telah memutuskan untuk pergi karena ia tidak berdaya lagi untuk menolong pasien.

"Ini merupakan mimpi buruk yang nyata - meninggalkan 500 orang yang terluka dan mengetahui bahwa tidak ada lagi yang bisa Anda lakukan untuk mereka, ini merupakan hal yang paling memilukan yang pernah saya lakukan," kata Abu Sitta melalui telepon.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×