kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.479   21,00   0,14%
  • IDX 7.723   -12,11   -0,16%
  • KOMPAS100 1.200   -1,91   -0,16%
  • LQ45 958   -0,97   -0,10%
  • ISSI 232   -0,58   -0,25%
  • IDX30 492   -0,52   -0,10%
  • IDXHIDIV20 591   0,04   0,01%
  • IDX80 137   -0,18   -0,13%
  • IDXV30 142   -0,21   -0,15%
  • IDXQ30 164   -0,28   -0,17%

Pemerintah AS dan Filipina Teken Kesepakatan Perjanjian Nuklir Penting


Sabtu, 18 November 2023 / 04:50 WIB
Pemerintah AS dan Filipina Teken Kesepakatan Perjanjian Nuklir Penting
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos, Jr. di New York, New York, AS, 22 September 2022. REUTERS/Leah Millis


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  MANILA. Amerika Serikat dan Filipina menandatangani kesepakatan penting yang memungkinkan Washington untuk mengekspor teknologi dan material nuklir ke Manila.

Kesepakatan ini menjadi langkah strategis karena Filipina sedang menjajaki penggunaan tenaga nuklir untuk dekarbonisasi dan meningkatkan kemandirian energi.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyatakan bahwa Amerika Serikat akan berbagi peralatan dan material dengan Filipina dalam upaya mereka mengembangkan reaktor modular kecil dan infrastruktur energi nuklir sipil lainnya. 

Proses negosiasi Perjanjian 123 dimulai pada November 2022 dan mencapai tahap penandatanganan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi APEC di San Fransisco.

Baca Juga: Indonesia-AS Sepakat Bentuk Kelompok Kerja untuk Ekspor Nikel Jangka Panjang

Dalam pidatonya, Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, menyatakan keyakinannya bahwa energi nuklir akan menjadi bagian integral dari bauran energi Filipina pada tahun 2032. 

Ia menyambut baik kerja sama dengan Amerika Serikat dan menyatakan bahwa energi nuklir dapat menjadi bukti kesuksesan aliansi dan kemitraan Filipina-AS.

Namun, perlu dicatat bahwa persetujuan Kongres AS diperlukan untuk kesepakatan tersebut. Persetujuan ini akan memungkinkan transfer bahan, peralatan, dan informasi nuklir secara damai sesuai dengan persyaratan non-proliferasi. 

Hingga akhir tahun 2022, Amerika Serikat telah memiliki 23 perjanjian serupa yang mencakup 47 negara, Badan Energi Atom Internasional, dan Taiwan yang memiliki pemerintahan demokratis.

Baca Juga: Tegang! Kapal China Kepung Kapal Filipina, Ini Peringatan AS ke Tiongkok

Filipina memiliki niatan untuk memanfaatkan tenaga nuklir sebagai sumber listrik alternatif yang layak, sejalan dengan upaya mereka untuk menghentikan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara. 

Hal ini diharapkan dapat membantu mencapai tujuan iklim dan meningkatkan keamanan energi di tengah rentannya Filipina terhadap fluktuasi harga minyak global, pemadaman listrik musiman, dan tingginya tarif listrik.

Meskipun upaya sebelumnya untuk memanfaatkan energi nuklir di Filipina terhenti karena masalah keamanan, Presiden Marcos membahas kemungkinan menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir yang sudah tidak berfungsi lagi. 

Baca Juga: Manila: China yang Menyusup ke Perairan Filipina Secara Ilegal

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bataan, yang selesai dibangun pada tahun 1984, dihentikan dua tahun kemudian setelah penggulingan Marcos yang lebih tua, bencana nuklir Chernobyl yang mematikan, dan tuduhan korupsi.




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×