Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BANGKOK. Pemerintahan baru Thailand kemungkinan akan meningkatkan anggaran belanjanya sebesar 80% untuk menggairahkan kembali perekonomian. Menurut Menteri Keuangan Korn Chatikavanij, anggaran baru itu nantinya mencapai 180 miliar baht atau US$ 5,2 miliar untuk tahun yang berakhir 30 September. Pada November lalu, pemerintah sebelumnya hanya menganggarkan dana sekitar 100 miliar baht saja.
“Anggaran tambahan sangat dibutuhkan untuk mencegah perekonomian semakin memburuk. Pemerintah juga berencana untuk menetapkan kebijakan darurat untuk mengurangi dampak penurunan perekonomian akibat pengangguran,” jelas Korn.
Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva yang terpilih oleh parlemen pada minggu lalu, sudah menyetujui rencana tersebut. Meski demikian, anggaran baru itu membutuhkan persetujuan parlemen. Dana tersebut akan ditambahkan pada bujet tahun ini yang dimulai 1 Oktober senilai 1,84 triliun baht.
Tambahan informasi saja, pada bulan November, tingkat ekspor di Thailand mengalami tekanan terhebat dalam 17 tahun terakhir. Resesi global dan menurunnya permintaan sekaligus penutupan bandara internasional Bangkok pada bulan lalu memicu anjloknya pengiriman barang ke luar negeri.
Para demonstran anti pemerintah mengakhiri delapan hari blokade bandara internasional pada 3 Desember lalu, mengikuti pencopotan PM Somchai Wongsawat. Adanya aksi itu melumpuhkan sektor pariwisata Thailand yang memang sedang memasuki masa peak season.
Selain itu, Pemerintah Thailand memprediksi, tingkat pengangguran di Negeri Gajah Putih itu akan meningkat dua kali lipat seiring dengan tingginya angka pemangkasan karyawan. Menurut Suwannee Khamman, deputy secretary general the National Economic & Social Development Board, setidaknya sekitar 900.000 warga Thailand tidak memiliki pekerjaan pada 2009 mendatang.