kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Perang dagang AS-China tak kunjung usai, empat negara ini raup untung


Kamis, 04 Juli 2019 / 18:36 WIB
Perang dagang AS-China tak kunjung usai, empat negara ini raup untung


Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat dan China terlibat dalam perang dagang yang memakan waktu. Namun justru Vietnam, Taiwan, Bangladesh, dan Korea Selatan malah keluar sebagai pemenang dalam perseteruan tersebut.

Dilansir dari CNN, akibat perang dagang ini Amerika membeli lebih sedikit barang dari China. Tetapi alih-alih mengandalkan produsen AS, warga Amerika justru beralih ke pemasok dari negara-negara Asia lainnya.

Tren yang telah muncul selama perundingan perdagangan yang memakan waktu lebih dari satu tahun yang tidak meyakinkan antara Washington dan Beijing, berlanjut hingga Mei, menurut data yang dirilis Rabu oleh Biro Sensus.

Biro Sensus AS mencatat selama lima bulan pertama tahun ini, impor Amerika Serikat dari China turun 12% dibanding periode yang sama tahun lalu. Tetapi di sisi yang lain impor dari Vietnam justru naik 36%, dari Taiwan sebesar 23%, dari Bangladesh naik 14%, dan dari Korea Selatan sebesar 12%.

Tarif yang dikenakan Presiden SA Donald Trump telah membuat barang-barang konsumen seperti topi baseball, koper, sepeda dan tas tangan yang diproduksi di China harganya jadi lebih mahal. Begitu pula dengan sejumlah produk untuk kebutuhan industri.

Meski dalam KTT G20 Trump mengatakan bahwa pembicaraan perdagangan dengan China mulai kembali ke jalur yang benar, namun hal pelaku bisnis sudah terlanjur kaget dengan sejumlah aksi yang dilakukan pemerintahan Trump terhadap China.

Sementara itu, pengenaan tarif juga membuat sejumlah pelaku bisnis global lambat laun mengalihkan produksinya ke luar China.

Di saat impor AS dari negara-negara di luar China telah meningkat secara signifikan pada tahun ini, beberapa produsen sudah pindah ke tempat-tempat dengan upah yang jauh lebih rendah jauh sebelum Trump mulai memberlakukan tarif. 

Impor AS dari negara-negara seperti Vietnam dan Korea Selatan terus meningkat selama dekade terakhir karena negara-negara tersebut telah meningkatkan produksi pakaian jadi dan elektronik.

Sementara Taiwan dan Korea Selatan lebih fokus pada barang-barang teknologi tinggi seperti semikonduktor. Di sisi lain, Vietnam dan Bangladesh masih menawarkan upah yang kompetitif dan menjadikannya tempat yang menarik untuk membuat barang-barang konsumen seperti pakaian dan sepatu.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×