Sumber: Bloomberg | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Inflasi China naik lebih rendah dari perkiraan pada bulan September 2024. Sementara biaya pabrik turun selama 24 bulan berturut-turut, menggarisbawahi perlunya dukungan kebijakan lebih lanjut untuk membantu ekonomi keluar dari deflasi.
Indeks harga konsumen Tiongkok naik tipis 0,4% pada September 2024, lebih rendah dari perkiraan median 0,6% dalam survei ekonom Bloomberg. Inflasi produsen turun 2,8%, menurun selama dua tahun penuh. Para ekonom telah memperkirakan penurunan 2,6%.
Inflasi inti — yang tidak termasuk harga makanan dan bahan bakar yang bergejolak — naik 0,1%, menurut data dari Biro Statistik Nasional pada hari Minggu.
Angka-angka tersebut menyoroti kelemahan permintaan domestik sebelum para pembuat kebijakan mengeluarkan serangkaian langkah stimulus pada akhir September untuk menghidupkan kembali ekonomi.
Tiongkok menghadapi periode deflasi terpanjang sejak tahun 1990-an, dengan ukuran luas harga ekonomi secara keseluruhan turun selama lima kuartal berturut-turut hingga Juni — rentang waktu yang kemungkinan berlanjut hingga September.
Baca Juga: Tiongkok Bakal Tambah Penerbitan Obligasi untuk Hidupkan Kembali Perekonomian
Beijing telah memangkas suku bunga dan meningkatkan dukungan untuk pasar properti dan saham sejak akhir September. Pada hari Sabtu, Kementerian Keuangan menjanjikan lebih banyak bantuan untuk sektor properti yang sedang terpuruk dan pemerintah daerah yang terlilit utang.
Inflasi pangan secara keseluruhan naik 3,3% pada bulan September dari tahun lalu, sementara biaya sayuran segar melonjak 22,9% setelah naik 21,8% pada bulan Agustus. Cuaca buruk dan permintaan musiman menjelang liburan selama seminggu di Tiongkok kemungkinan mendorong kenaikan harga buah-buahan dan sayuran.
Konsumsi yang lemah dan peningkatan produksi yang cepat telah menyebabkan perang harga yang sengit di berbagai sektor termasuk kendaraan listrik dan tenaga surya. Harga yang disebut sebagai fasilitas transportasi termasuk mobil turun 5,3%, sementara produsen mobil melihat harga jual mereka turun 2,3%.
Harga yang turun merupakan pertanda buruk bagi perekonomian. Deflasi dapat menyebabkan lingkaran setan dengan menekan pengeluaran dan investasi, yang pada gilirannya menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dan pengangguran yang lebih tinggi.