Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Yudho Winarto
SEOUL. Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan (Korsel) diperkirakan hanya sedikit membaik pada kuartal II 2016 ketimbang kuartal I lalu. Analis yang disurvei Reuters mengatakan, mininya pertumbuhan ekonomi Korea Selatan lantaran nilai ekspor dan investasi melambat.
Para analis menyebutkan, ekonomi Negeri Ginseng bakal tumbuh 0,7% pada kuartal II 2016 dari kuartal sebelumnya. Di kuartal I 2016, ekonomi Korsel tumbuh 0,5%.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II yang tipis memang sudah sesuai proyeksi. Sebab Gubernur Bank of Korea Lee Ju Yeol dan Menteri Keuangan Korea Selatan Yoo Il Ho telah menyatakan kalau konsumsi melambat. "Setiap pertumbuhan di bawah 1% akan mengganggu. Apalagi konsumsi melemah dan secara keseluruhan tampak melambat," kata Chae Hyun Kee, ekonom KTB Securities.
Menurut jajak pendapat Reuters, secara tahunan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan akan sebesar 2,9% di kuartal II 2016. Pada kuartal I lalu, ekonomi Korea Selatan naik 2,8%.
Mayoritas analis menebak, ekonomi mungkin menemukan beberapa stimulus pada kuartal III. Sebab Bank of Korea akan memangkas suku bunga. Tapi, analis memperkirakan, perbaikan ekonomi tidak akan banyak terjadi pada tahun ini.
"Kuartal III 2016 mungkin akan lesu. Jika anggaran ekstra cepat diguyurkan maka perlambatan yang terjadi akan berlalu. Tapi sulit untuk mengubah arus perlambatan lebih cepat," ujar June Park, ekonom Daishin Economic Research Institute.
Sejak Juni tahun ini, suku bunga acuan Korea Selatan berada di level terendah yakni 1,25%. Pada awal bulan ini, Bank of Korea memangkas proyeksi pertumbuhan tahun ini menjadi 2,7% dari 2,8%.