kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan di Amerika Serikat mulai berguguran terimbas pandemi corona


Senin, 14 September 2020 / 17:03 WIB
Perusahaan di Amerika Serikat mulai berguguran terimbas pandemi corona


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Sejumlah perusahaan makin terpuruk akibat pandemi virus corona (Covid-19) mulai dari ritel, maskapai penerbangan, restoran, produsen minyak, penyedia layanan pelajaran renang hingga sistem monorel di Las Vegas Strip.

Bloomberg, Sabtu (12/9), menyebutkan lebih dari 220 perusahaan menyatakan bangkrut dan menyalahi Covid-19 sebagai bilang keladi kematian bisnis mereka. Banyak perusahaan berada dalam masalah keuangan yang parah bahkan sebelum gubernur memerintahkan penutupan untuk menahan penyebaran virus. 

Sebagian besar akan mencoba mengatur kembali bisnis mereka serta keluar dari jeratan pengadilan dan berharap lebih sedikit hutang. Namun perusahaan paling terpukul ketika harus menjual aset berharga hingga menutup usaha selamanya. 

Baca Juga: Menlu AS Pompeo sebut dubes AS untuk China akan meninggalkan posnya

Mereka menyertakan banyak nama ikonik. California Pizza Kitchen dan Brooks Brothers dan sekarang Century 21, pengecer pakaian diskon yang telah menutup 13 lokasi bisnisnya. 

Namun sebagian besar adalah bisnis kecil dan menengah yang tersebar di seluruh negeri. Kebangkrutan mereka biasanya tidak menarik banyak perhatian tetapi menggarisbawahi sepenuhnya dampak ekonomi yang ditimbulkan Covid-19.

Berdasarkan catatan pengadilan, pemilik bisnis secara eksplisit mengaitkan virus sebagai pengajuan kebangkrutan mereka. Itu hanya potret dari ribuan entitas perusahaan yang telah didakwa pailit sejak pandemi terjadi pada Maret lalu.

Baca Juga: Apple Inc dikabarkan dapat insentif senilai US$ 6,6 miliar dari India

Meski demikian, kondisi tersebut menunjukkan bahwa  tak terhitung jumlah penutupan toko secara permanen tanpa mereka mencari perlindungan di pengadilan. 

Kebangkrutan di masa pandemi

Sejak awal Maret, setidaknya 222 perusahaan menyatakan bahwa Covid-19 sebagai faktor keputusan pailit. Sebagian perusahaan berupaya mengatur ulang atau melakukan likuidasi. Beberapa bahkan memiliki aset miliaran dolar. Yang lain hanya memiliki segelintir karyawan yang digaji.

Beberapa, seperti perusahaan pakaian Ascena memiliki toko yang menghiasi mal pinggiran kota di seluruh negeri. Pemilik rantai pasok, Ann Taylor dan Lane Bryant sekarang mempertimbangkan untuk menutup lebih dari 1.000 toko.

 Baca Juga: Muncul virus demam babi Afrika, Jepang setop impor daging babi dari Jerman

Kemudian Gold's Gym, jaringan kebugaran yang memberhentikan hampir 4.600 karyawan setelah karantina wilayah (lockdown) . Kebangkrutan juga dirasakan pemilik rantai bisnis kebugaran, McFit yang berbasis di Berlin.

Selanjutnya: Rusia gelar latihan militer besar-besaran, Indonesia hadir sebagai pengamat?




TERBARU

[X]
×