Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Dewan direksi Nissan, produsen mobil terbesar ketiga di Jepang, akan membahas calon pengganti CEO Makoto Uchida dalam rapat pada 11 Maret.
Posisi Uchida dianggap semakin tidak dapat dipertahankan akibat memburuknya kinerja perusahaan, menurut tiga sumber yang mengetahui situasi ini.
Beberapa kandidat yang dipertimbangkan termasuk Chief Financial Officer (CFO) Jeremie Papin dan Chief Planning Officer (CPO) Ivan Espinosa, menurut satu sumber dan sumber keempat lainnya.
Namun, keduanya tidak dianggap sebagai pilihan pasti, terutama karena keterkaitan mereka dengan kesalahan manajemen saat ini.
Baca Juga: Kesepakatan dengan Honda Gagal, Nissan Bersiap Ganti CEO
Menurut sumber keempat, CEO berikutnya bisa ditunjuk sebagai pemimpin sementara atau transisi guna memberikan waktu lebih bagi dewan direksi untuk menemukan pengganti permanen.
Para sumber menolak disebutkan namanya karena informasi ini belum dipublikasikan secara resmi. Seorang perwakilan Nissan menolak berkomentar. Kyodo News pertama kali melaporkan tanggal rapat 11 Maret.
Sementara itu, surat kabar Yomiuri melaporkan bahwa Chief Performance Officer (CPO) Guillaume Cartier juga dipertimbangkan sebagai kandidat bersama Papin dan Espinosa.
Saham Nissan naik 1,8% di Tokyo, mengungguli penurunan 2,2% pada indeks Nikkei.
Baca Juga: Harapan Nissan Kandas, Elon Musk Tak Akan Jadi Penyelamat yang Dinanti!
Gagal Merger dengan Honda
Kemungkinan pencopotan Uchida terjadi setelah gagalnya pembicaraan merger dengan Honda bulan lalu.
Kedua perusahaan sebelumnya telah berdiskusi untuk membentuk perusahaan bernilai US$60 miliar, tetapi negosiasi terhambat oleh perbedaan pendapat, termasuk keseimbangan kekuasaan antara kedua rival lama tersebut.
Kesepakatan itu akhirnya batal setelah Honda mengusulkan menjadikan Nissan sebagai anak perusahaan, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Kini muncul spekulasi bahwa Nissan dapat menjalin kemitraan dengan perusahaan elektronik Taiwan, Foxconn, yang memiliki bisnis kendaraan listrik yang dipimpin oleh mantan eksekutif Nissan, Jun Seki.
Media lokal menyebut Seki sebagai calon CEO jika Nissan berkolaborasi dengan Honda, Foxconn, dan Mitsubishi Motors dalam kesepakatan empat arah.
Baca Juga: Gara-Gara Tarif Trump, CEO Nissan Sebut Bakal Ada Konsekuensi Besar
Krisis Kepemimpinan Berlanjut
Krisis kepemimpinan ini menjadi episode terbaru dari drama panjang di Nissan sejak pencopotan mantan Ketua Carlos Ghosn pada akhir 2018.
Jika terjadi pergantian CEO, maka Nissan akan memiliki empat CEO dalam waktu kurang dari enam tahun.
Di tengah ancaman dari produsen kendaraan listrik (EV) China yang menghadirkan mobil dengan teknologi canggih, Nissan menghadapi tantangan struktural yang lebih dalam dibandingkan pesaingnya.
Setelah bertahun-tahun fokus pada volume penjualan daripada nilai merek, citra Nissan mengalami erosi. Meskipun menjadi pionir EV dengan Nissan Leaf, perusahaan ini tidak pernah merasakan lonjakan keuntungan seperti Tesla.
Nissan juga salah membaca permintaan pasar untuk kendaraan hibrida di Amerika Serikat, sebuah kesalahan mahal yang kini tengah diperbaiki.
Selain itu, perusahaan menghadapi potensi tarif tambahan untuk kendaraan yang diekspor ke AS dari Meksiko, salah satu pusat produksinya.
Baca Juga: Kabar Terbaru! Honda Bersedia Lanjutkan Merger Asalkan CEO Nissan Mengundurkan Diri
Diturunkan ke Status ‘Junk’
Bulan lalu, Fitch Ratings menurunkan peringkat kredit Nissan ke status ‘junk’, menghapus status investasi yang tersisa dari lembaga pemeringkat utama dan menyoroti rendahnya profitabilitas serta ketidakpastian rencana pemulihannya.
Nissan memiliki obligasi senilai sekitar 1,8 triliun yen (US$12,2 miliar), menurut data LSEG, dengan 233 miliar yen jatuh tempo tahun ini.
Meskipun memiliki likuiditas tinggi dan neraca keuangan yang kuat, analis memperingatkan potensi kesulitan jangka panjang jika Nissan gagal memulihkan bisnisnya.
Sebelumnya, Nissan pernah memiliki pemimpin interim. Pada 2019, perusahaan menunjuk Yasuhiro Yamauchi sebagai CEO sementara setelah penggulingan Hiroto Saikawa, penerus Ghosn.
Reuter pertama kali mengindikasikan nasib Uchida pada Desember lalu, ketika seorang sumber menyebut bulan-bulan berikutnya akan menjadi periode krusial bagi masa depan dirinya dan Nissan.
Uchida sendiri pernah menyatakan bahwa mengakhiri stagnasi Nissan adalah tugas utamanya, setelah itu ia siap untuk mundur dari jabatannya.