Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Produsen kendaraan listrik (EV) asal Amerika Serikat (AS) Rivian dan Lucid Motors mengungkapkan kekhawatiran terhadap kenaikan biaya produksi imbas dari penerapan tarif impor AS terhadap kendaraan dan suku cadang otomotif.
Langkah ini diambil di tengah penurunan minat konsumen terhadap kendaraan listrik, yang kini lebih memilih kendaraan hybrid atau menunda pembelian karena ketidakpastian ekonomi.
CEO Rivian, RJ Scaringe menyebut bahwa tarif baru akan meningkatkan biaya produksi sekitar beberapa ribu dolar per unit kendaraan.
"Konsumen saat ini sangat sensitif terhadap harga, lebih dari biasanya," ujarnya kepada Reuters, Selasa (6/5).
Baca Juga: VW Tingkatkan Investasi di Produsen Mobil Listrik, Rivian Senilai US$ 5,8 Miliar
Rivian pun telah merevisi proyeksi pengiriman kendaraan tahun 2025 menjadi 40.000–46.000 unit, lebih rendah dari target sebelumnya 46.000–51.000 unit.
Sebagai langkah mitigasi, Rivian akan menginvestasikan US$ 120 juta untuk memindahkan pemasok utama lebih dekat ke pabrik mereka di Illinois, menjelang produksi SUV R2 yang lebih kecil dan terjangkau tahun depan.
Lucid Siap Produksi di Saudi, Hindari Tarif?
Sementara itu, CEO interim Lucid Motors Marc Winterhoff mengestimasi bahwa biaya produksi perusahaan akan naik 8%–15% akibat tarif, tanpa memperhitungkan langkah mitigasi.
Meski begitu, Lucid tetap mempertahankan target produksi 20.000 unit tahun ini, seiring peluncuran SUV baru Lucid Gravity.
Baca Juga: Tesla Luncurkan Model Y Versi Lebih Murah di AS, Harga Mulai dari US$ 37.490
Winterhoff juga mengungkapkan bahwa Lucid mempertimbangkan untuk memulai produksi kendaraan mid-size seharga US$ 50.000 di Arab Saudi, yang merupakan investor utama dan pasar penting bagi perusahaan, guna menghindari lonjakan biaya akibat tarif di AS.
Fokus Produksi Efisien, Investor Masih Menimbang
Tarif yang dikenakan sebesar 25% diperkenalkan kembali oleh pemerintahan Trump, meskipun pada pekan lalu, pemerintah AS mengumumkan dua kebijakan keringanan berupa kredit dan pemangkasan tarif bahan baku untuk mengurangi beban industri.
Rivian dan Lucid sama-sama mencatat kerugian kuartal I-2025 yang lebih kecil dari ekspektasi, berkat langkah efisiensi biaya.
Rivian membukukan laba kotor sebesar US$ 206 juta dan mempertahankan target laba kotor positif secara moderat tahun ini.
Baca Juga: Era Keemasan Tesla Berakhir, Apakah Ini Menjadi Kejatuhan Kerajaan Bisnis Elon Musk?
Namun, belanja modal Rivian untuk tahun ini naik menjadi US$ 1,8 miliar hingga US$ 1,9 miliar, dari proyeksi sebelumnya US$ 1,6 miliar hingga US$ 1,7 miliar, seiring kenaikan biaya ekspansi pabrik.
Saham Rivian turun 1,4% setelah perdagangan ditutup, sedangkan saham Lucid naik 1,3%.