Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Presiden Rusia Vladimir Putin kini tengah dilanda berita tak mengenakkan. Pemimpin Rusia itu diduga menjadi otak di balik pembunuhan pemimpin Chechnya, dengan mengutus seseorang untuk membunuhnya di Jerman.
Kasus pembunuhan pada siang hari di Berlin tahun lalu ini berlanjut ke pengadilan, dengan jaksa penuntut mengajukan dakwaan ke seorang pria Rusia. Korban bernama Tornike K dalam laporan pembunuhan diidentifikasi sebagai Zelimkhan Khangoshvili. Ia ikut bertempur melawan pasukan Rusia di Chechnya.
Dia tewas usai kepalanya ditembak di taman Berlin pada Agustus lalu, oleh seorang pria bersepeda yang kemudian terlihat melemparkan rambut palsu ke Sungai Spree di dekat lokasi kejadian.
Baca Juga: Vladimir Putin: Soal penanganan corona, Rusia lebih baik dari Amerika
Pada Kamis (18/6/2020), jaksa federal mengajukan tuntutan pembunuhan dan pelanggaran hukum senjata terhadap warga negara Rusia yang mereka identifikasi sebagai Vadim K atau Vadim S. Mereka juga menduga pembunuhan itu diperintahkan oleh Rusia yang dipimpin oleh Putin.
Tak pelak, hal ini semakin meningkatkan ketegangan kedua negara. Kasus ini mendorong Jerman mendepak dua diplomat Rusia pada Desember, dengan alasan kurang kooperatif di penyelidikan ini.
Baca Juga: Ketegangan Rusia-AS berkobar di Suriah, pasukan sempat saling berhadapan
Khangoshvili sebelumnya selamat dari berbagai upaya pembunuhan, dan nyawanya terus terancam usai melarikan diri ke Jerman pada 2016. Jaksa penuntut mengatakan, sebelum pertengahan Juli tahun lalu "badan-badan negara dari pemerintah pusat Federasi Rusia" menugaskan Vadim K untuk mengeksekusi korban.
"Tersangka menerima tugas negara untuk membunuh," kata jaksa dalam sebuah pernyataan yang dikutip Daily Mail. "Dia berharap mendapat imbalan finansial, atau mengungkap motif dari mereka yang menugasinya untuk membunuh lawan politik dan membalas dendam atas partisipasinya dalam konflik sebelumnya dengan Rusia."
Jaksa mengatakan, si pembunuh mendekati Tornike K dari belakang dengan sepeda di taman kecil Kleiner Tiergarten dan menembaknya tiga kali. Tersangka berhasil ditangkap tak jauh dari lokasi kejadian dan langsung ditahan.
Pada Kamis (18/6/2020), Duta Besar Rusia dipanggil lagi oleh Kementerian Luar Negeri Berlin. "Kami sekali lagi mengundang Duta Besar Rusia untuk pertemuan di Kementerian Luar Negeri hari ini untuk menjelaskan posisi kami sekali lagi bagi pihak Rusia, dan pemerintah Jerman secara tegas memiliki hak untuk mengambil tindakan lebih lanjut dalam kasus ini," terang Menlu Jerman Heiko Maas.
Baca Juga: Balas serangan, Putin izinkan militer Rusia langsung gunakan nuklir
Khangoshvili adalah orang kepercayaan pemimpin pemberontak Aslan Maskhadov, yang telah menyatakan perang pada pasukan Putin pada 1999, demikian laporan dari BBC. Maskhadov tewas pada 2005 dalam sebuah serangan, usai melancarkan perang gerilya ke pasukan Putin.
Media Jerman Spiegel mewartakan, Khangoshvili sempat berada dalam daftar pengawasan anti-teror Jerman, tapi kemudian dihapus karena kurangnya bukti. Kemudian sumber-sumber lain mengatakan, dia tidak dianggap sebagai ancaman dari Islam.
Baca Juga: Rusia gelar pemungutan suara amandemen konstitusi, Putin berkuasa hingga 2036?
"Dia pria religius yang sering ke masjid, tapi dia tidak radikal," ungkap sumber intelijen yang bekerja dengan Khangoshvili di Kaukasus.
Pembunuhan Khangoshvili dicap sebagai "kasus Skripal kedua" setelah mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya diracuni dengan racun saraf di Salisbury, Inggris. Insiden itu mendapat kecaman dunia, dan beberapa bulan berikutnya mantan PM Inggris Theresa May berkata, serangan itu "hampir pasti" direncanakan oleh pejabat tinggi Rusia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Putin Diduga Jadi Dalang Pembunuhan Pemimpin Chechnya di Jerman"
Penulis : Aditya Jaya Iswara
Editor : Aditya Jaya Iswara