CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.879   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.141   -73,55   -1,02%
  • KOMPAS100 1.093   -10,03   -0,91%
  • LQ45 872   -3,51   -0,40%
  • ISSI 215   -3,49   -1,60%
  • IDX30 447   -1,05   -0,23%
  • IDXHIDIV20 540   0,91   0,17%
  • IDX80 125   -1,17   -0,92%
  • IDXV30 135   -0,50   -0,37%
  • IDXQ30 149   -0,06   -0,04%

Putin Disebut Perintahkan Menhan Rusia Setop Serangan Ukraina dalam Waktu Satu Bulan


Rabu, 27 September 2023 / 12:26 WIB
Putin Disebut Perintahkan Menhan Rusia Setop Serangan Ukraina dalam Waktu Satu Bulan
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan memberikan waktu kepada menteri pertahanannya hingga awal bulan depan untuk menghentikan serangan balasan Ukraina. Sputnik/Gavriil Grigorov/Kremlin via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Menurut Institute for the Study of War (ISW), Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan memberikan waktu kepada menteri pertahanannya hingga awal bulan depan untuk menghentikan serangan balasan Ukraina.

Melansir Business Insider yang mengutip saluran Telegram "insider" bernama Kremlin Secrets, ISW mengatakan bahwa Putin dilaporkan memberi batas waktu kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, yakni pada awal Oktober,  untuk memperbaiki situasi di garis depan, menghentikan serangan balasan Ukraina, dan membuat pasukan Rusia bisa melancarkan operasi ofensif terhadap kota yang lebih besar seperti Kherson, Odessa, Kharkiv, atau Dnepropetrovsk.

Pesan yang diposting di saluran Telegram menyebutkan bahwa Shoigu menyetujui kedua tuntutan tersebut dan berjanji akan mewujudkannya.

ISW mencatat bahwa jika permintaan Putin untuk secara dramatis meningkatkan posisi Rusia di garis depan benar, hal ini dapat menjelaskan mengapa pasukan Rusia sering melancarkan serangan balik meskipun hal itu menimbulkan kerugian besar bagi militer Rusia.

“ISW sebelumnya telah mengamati contoh-contoh di mana Kementerian Pertahanan Rusia, khawatir akan segera kehilangan dukungan Putin, mengintensifkan upayanya untuk menyingkirkan para komandan yang menawarkan pandangan dan nasihat yang jujur namun negatif dan mengejar tujuan militer yang tidak dapat dicapai dengan mengorbankan pasukan Rusia,” kata penilaian lembaga itu.

Baca Juga: Susul China, Rusia Pertimbangkan Blokir Impor Makanan Laut dari Jepang

Pada bulan Juli, seorang mantan jenderal senior Rusia menuduh Shoigu melakukan pengkhianatan. Jenderal tersebut juga mengklaim bahwa dia dicopot dari jabatannya setelah menyampaikan kekhawatiran tentang masalah yang dihadapi pasukan Rusia di garis depan di Ukraina.

Mantan jenderal, Ivan Popov, mengatakan dalam pesan Telegram bahwa ia menandai isu-isu tentang kurangnya pertempuran perlawanan, tidak adanya stasiun pengintaian artileri, dan kematian massal serta cederanya pasukan Rusia akibat artileri musuh.

Serangan balik Ukraina mengalami kemajuan yang lambat ketika pasukan Kyiv mencoba merebut kembali wilayah timur negara itu yang kini diduduki Rusia. Namun baru-baru ini, pasukan Ukraina berhasil menembus beberapa pertahanan Rusia.

Baca Juga: Rusia Gempur Pelabuhan dan Fasilitas Gandum Ukraina Lewat Serangan Udara

Kondisi terkini perang Rusia-Ukraina

Inilah update perang Rusia-Ukraina pada Selasa (26/9/2023), seperti yang dikutip dari Al Jazeera:

- Kyiv mengatakan pertahanan udaranya berhasil menghancurkan 26 dari 38 drone Rusia yang ditembakkan semalam. Sementara, Rusia mengatakan pihaknya berhasil menghalau beberapa serangan drone Ukraina di wilayah Belgorod dan Kursk, dan menghancurkan sedikitnya 11 drone.

- Kementerian Pertahanan Rusia telah merilis foto Viktor Sokolov, komandan Armada Laut Hitam Rusia, yang menghadiri konferensi video, sehari setelah pasukan khusus Ukraina mengatakan bahwa mereka telah membunuhnya di pelabuhan Sevastopol di Krimea pekan lalu.

- Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pertempuran serangan yang dinamis dan mendalam sedang berlangsung di Laut Hitam, setelah Armada Laut Hitam Rusia mengalami serangkaian serangan besar.

- Washington telah menjatuhkan sanksi baru terhadap lima perusahaan Rusia dan 11 perusahaan China atas peran mereka dalam memasok komponen teknologi drone yang digunakan dalam invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×