Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kinerja pemain ride hailing atau transportasi online berbasis platform Uber Technologies Inc makin tertekan. Berdasarkan laporan kinerja pada dirilis pada Senin (4/11), perusahaan ini membukukan kerugian pada kuartal ketiga yang lebih dalam.
Mengutip Reuters pada Selasa (5/11), kerugian terjadi lantaran Uber berusaha untuk mengalahkan pesaing melalui diskon dan investasi dalam usaha bisnis baru yang malah merugi. Kerugian ini mengiring penurunan harga saham sejauh 5,5%.
Baca Juga: Demi mempertegas posisi, Facebook punya logo baru
Namun demikian, Uber berjanji akan mendulang keuntungan pada akhir 2021. Sebab perusahaan masih akan mengandalkan pendapatan triwulanan yang didorong oleh bisnis global yang masih naik.
Kepala Eksekutif Uber Dara Khosrowshahi mengatakan bahwa secara keseluruhan pihaknya akan mencapai profitabilitas earnings before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA) untuk kinerja perusahaan pada 2021 mendatang. Namun Ia menolak untuk memberikan rincian tentang kinerja unit bisnis individu nantinya.
Pengeluaran Uber melonjak sekitar 33% menjadi US$ 4,92 miliar pada kuartal terakhir. Sementara bisnis pemesanan layanan transportasi, pengiriman makanan, dan pembayaran pengiriman, naik 29% dari tahun sebelumnya menjadi US$ 16,47 miliar.
Secara keseluruhan, kerugian bersih perusahaan melebar menjadi US$ 1,16 miliar pada kuartal yang berakhir 30 September. Nilai ini turun dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar US$ 986 juta.
Baca Juga: Pasca merilis mesin baru, Iran bakal aktifkan sentrifugal pengayaan uranium
Sementara kerugian bersih per saham turun menjadi 68 sen dari US$ 2,21.
"Uber akan mencatat EBITDA positif jika tidak berinvestasi dalam Uber Eats, operasi pengangkutan dan teknologi kendaraan otonom," kata analis Atlantic Equities James Cordwell.
Dikenal dengan aplikasi naik kendaraan yang tersedia di lebih dari 700 kota di seluruh dunia, Uber memang telah sangat mendiversifikasi bisnisnya selama beberapa tahun terakhir.
Perusahaan ini membangun bisnis angkutan truk dan pengiriman makanan bertajuk Uber Eats. Juga mengembangkan layanan mengembangkan mobil self-driving.
Selain itu, Uber berusaha menawarkan layanan perbankan kepada pengemudi dan bahkan merencanakan angkutan penumpang drone penumpang komersial pada tahun 2023.
Baca Juga: Bank sentral Malaysia menahan suku bunga acuan pada 3%
Lewat usaha ini, Uber mengumpulkan total pendapatan US$ 3,81 miliar selama kuartal ketiga 2019. Nilai ini naik hampir 30% secara tahunan.
Tetapi Uber menghadapi tantangan regulasi terhadap model bisnis dan pemegang sahamnya sejauh ini tampaknya tidak terkesan oleh upaya perusahaan untuk melakukan diversifikasi.