kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Raksasa internet wajib menyimpan data di Brasil


Rabu, 30 Oktober 2013 / 10:30 WIB
Raksasa internet wajib menyimpan data di Brasil
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja?PT Timah Tbk.


Sumber: Reuter | Editor: Dessy Rosalina

SAO PAULO/BRASILIA. Kontroversi aksi pemerintah Amerika Serikat (AS) memata-matai dunia memasuki babak baru. Kali ini, AS mendapat perlawanan balik dari para korban aksi penyadapan. Perlawanan terhadap aksi mata-mata Badan Keamanan Nasional (NSA) muncul dari Brasil.

Kabar terbaru, pemerintah Brasil tengah mengajukan proposal yang mengatur keamanan data di jaringan Internet. Dalam proposal yang diperoleh Reuters, Brasil mewajibkan perusahaan Internet agar menyimpan data di dalam negeri. Data yang wajib disimpan itu adalah data pengguna Internet yang merupakan warga Brasil.

Tujuan Brasil adalah agar lokasi penyimpanan data berada di dalam negeri. Alhasil, pemerintah sewaktu-waktu berhak mengakses data tersebut lantaran berada di wilayah hukum Brasil. Poin penting lain dalam rancangan aturan itu adalah, pemerintah sewaktu-waktu berhak mengevaluasi keberadaan perusahaan Internet tersebut di Brasil.

"Tolak ukur evaluasi adalah ukuran perusahaan, kontribusi pajak dan manfaat yang diberikan kepada warga Brasil," tulis pemerintah Brasil dalam rancangan peraturan tersebut. Saat ini, rancangan tersebut sudah berada di tangan pengambil kebijakan atawa parlemen Brasil.

Dilma Rousseff, Presiden Brasil, menekan parlemen agar mengambil keputusan dalam pekan ini. Ia mendesak parlemen lantaran telah mengantongi dukungan dari Jerman. Maklum, NSA dilaporkan juga menyadap pemerintah Jerman, Prancis, Spanyol dan negara lain.

Jika parlemen Brasil mengetuk palu, raksasa Internet bakal menjadi korban. Aturan ini bakal merugikan sistem operasional Google, Facebook, Twitter dan lainnya. Yang jadi masalah, Brasil merupakan pasar terbesar di kawasan Amerika Latin. Saat ini, penduduk Brasil mencapai 199,32 juta orang. 

Raksasa Internet asal AS sontak panik. Perwakilan dari koalisi Facebook, Google, Microsoft, eBay dan perusahaan lain mengirimkan surat keberatan kepada parlemen Brasil. "Penyimpanan data di dalam Brasil akan mengganggu aktivitas ekonomi yang bergantung pada aliran data," tulis koalisi perusahaan Internet tersebut.

Hitungan pasar, pembangunan pusat data di Brasil dapat menyedot biaya hingga US$ 200 juta. Biaya ini 100% lebih tinggi ketimbang penyimpanan di AS.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×