kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramalan para ahli: India bisa menjadi hotspot virus corona berikutnya


Rabu, 18 Maret 2020 / 09:19 WIB
Ramalan para ahli: India bisa menjadi hotspot virus corona berikutnya
ILUSTRASI. Warga mengenakan masker saat perayaan Festival Holi di India. REUTERS/P. Ravikumar


Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Kota ini telah melaporkan penyebaran infeksi terbesar dengan 39 kasus. Pemerintahnya telah menyerukan agar kota-kota melakukan penguncian pada hari Senin - menutup semua tempat umum, menunda ujian universitas dan meminta kantor pemerintah dan perusahaan swasta untuk memastikan setidaknya setengah dari staf mereka bekerja dari rumah.

"Maharashtra sudah masuk dalam tahap kedua saat ini," ujar Rajesh Tope, menteri kesehatan Maharashtra mengatakan kepada wartawan di Mumbai. "Tetapi jika kita tidak membatasi atau menghentikan infeksi agar tidak menularkan penyakit menular ini, kita bisa turun ke tahap tiga dan itu berarti lonjakan jumlah infeksi," katanya.

Baca Juga: Cerita pilu ibukota India: Kerusuhan bikin hubungan Hindu-Muslim makin tercerai berai

Selain ukurannya yang sempit, tantangan lain India adalah kepadatan populasi. Mengutip Bloomberg, sekitar 420 orang hidup di setiap kilometer persegi (sekitar 0,4 mil persegi), dibandingkan dengan 148 per kilometer persegi di China. Kota-kotanya dipenuhi dengan daerah kumuh dan cluster perumahan berpenghasilan rendah di mana kondisi kehidupan sangat ketat dengan persaingan.

Sebelumnya, pemerintah India sudah memberlakukan sejumlah kebijakan untuk menahan laju penyebaran wabah corona.

Mengutip Reuters, India akan menangguhkan sebagian besar visa dari negara lain ke negara itu.

Baca Juga: Untuk menangkal corona, kelompok Hindu di India minum urin sapi

“Semua visa yang ada, kecuali diplomatik, resmi, organisasi internasional, ketenagakerjaan, visa proyek, Amerika Serikat, ditangguhkan hingga 15 April 2020,” demikian pernyataan resmi Kementerian Kesehatan India seperti yang dikutip Reuters.




TERBARU

[X]
×