Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Media pemerintah China memberitakan, kota Wuhan di China dengan cepat membangun rumah sakit baru dengan 1.000 tempat tidur untuk merawat para korban virus corona baru.
Foto udara memperlihatkan puluhan alat berat bekerja siang malam di tanah kosong yang dijadikan sebagai lokasi rumah sakit di Distrik Caidian, pinggiran barat Kota Wuhan, Provinsi Hubei.
Dijelaskan pula, rumah sakit ini ditargetkan selesai dan siap digunakan pada 3 Februari 2020 mendatang. Itu artinya, pembangunannya dikebut hanya dalam kurun waktu sepuluh hari saja.
Baca Juga: Begini ramalan Bill Gates soal virus corona yang mengerikan
Dalam penjelasannya, pemerintah Kota Wuhan bilang, rumah sakit khusus corona ini dibangun di dekat sanatorium pekerja di Kota Wuhan. Guna mempercepat pembangunan, rumah sakit khusus penanganan pasien corona ini dibangun dengan konstruksi dinding papan. Saat ini, perawatan pasien penderita corona difokuskan di beberapa rumah sakit dan 61 klinik yang ditunjuk di Wuhan.
Melansir Reuters, virus itu telah menewaskan 25 orang di China dan menginfeksi lebih dari 800 orang. Sebagian besar kasus berada di pusat kota Wuhan di China, tempat virus tersebut diyakini berasal akhir tahun lalu.
Baca Juga: Jika virus corona memburuk, harga emas bisa di atas US$ 1.600
Harian resmi Changjiang, pada Jumat, melaporkan, rumah sakit baru itu sedang dibangun di sekitar kompleks liburan yang semula diperuntukkan bagi pekerja lokal, terletak di taman tepi danau di pinggiran kota. Bangunan itu nantinya akan memiliki 1.000 tempat tidur.
Mesin-mesin bangunan, termasuk 35 truk penggali dan 10 buldoser, tiba di lokasi pada Kamis malam, dengan tujuan untuk menyiapkan fasilitas baru pada Senin, surat kabar itu menambahkan.
"Pembangunan proyek ini adalah untuk mengatasi kekurangan sumber daya medis yang ada," kata laporan itu. "Karena itu akan menjadi bangunan prefabrikasi, tidak hanya akan dibangun dengan cepat tetapi juga tidak akan memakan biaya banyak."
Rumah sakit ini bertujuan untuk meniru pengalaman Beijing pada tahun 2003, ketika kota itu berjuang melawan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS). Sebanyak 774 orang meninggal dalam epidemi SARS, yang mencapai hampir 30 negara.
Baca Juga: Trump tawarkan bantuan apa pun kepada China untuk kendalikan wabah virus corona
Pada saat itu, Beijing membangun rumah sakit Xiaotangshan di pinggiran utara hanya dalam waktu seminggu. Dalam waktu dua bulan, rumah sakit itu merawat satu per tujuh dari semua pasien SARS di negara itu, kata Harian Changjiang.
"Itu menciptakan keajaiban dalam sejarah ilmu kedokteran," tambah koran itu.
Baca Juga: Ini profil orang yang rentan meninggal akibat virus corona
Rumah sakit Beijing, dibangun oleh 7.000 pekerja, pada awalnya dirancang hanya untuk membawa orang yang dalam pemulihan dari SARS untuk mengurangi tekanan pada rumah sakit lain.
Namun pada akhirnya, rumah sakit itu telah mengobati hampir 700 pasien SARS.