Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Utusan Rusia dan China kompak menyalahkan AS atas serangan udara terhadap sasaran di Irak dan Suriah, yang dinilai akan secara signifikan meningkatkan potensi kekacauan di kawasan Timur Tengah.
Dalam rapat Dewan Keamanan PBB hari Senin (5/2), Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menuduh AS sedang berusaha memamerkan kekuatan jelang pemilu presiden November mendatang.
"Serangan itu juga dipicu oleh keinginan untuk mempengaruhi lanskap politik dalam negeri dan memperkuat citra pemerintahan Presiden Joe Biden yang hancur," kata Nebenzia, dikutip Al Jazeera.
Nebenzia menambahkan, serangan-serangan itu menunjukkan ketidakpedulian AS terhadap hukum internasional. Serangan tersebut menewaskan beberapa lusin orang, termasuk warga sipil.
Baca Juga: AS Lancarkan Serangan Balasan di Irak dan Suriah, Hampir 40 Orang Dilaporkan Tewas
"AS berusaha menarik negara-negara Timur Tengah, termasuk Iran, ke dalam konflik regional," lanjutnya.
Sejalan dengan itu, Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, mengutuk serangan tersebut dan menyuarakan keprihatinannya mengenai meningkatnya ketegangan di kawasan.
Zhang menyayangkan sikap AS yang menyuarakan perdamaian, namun justru bertindak sebaliknya.
"AS menyatakan bahwa mereka tidak berupaya menciptakan konflik di Timur Tengah atau negara lain, namun kenyataannya justru sebaliknya. Tindakan militer AS tidak diragukan lagi memicu gejolak baru di kawasan ini dan semakin meningkatkan ketegangan," kata Zhang.
AS mengklaim serangannya di Irak dan Suriah mengenai sasaran yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran.
Baca Juga: Rusia Mengutuk Serangan Amerika Serikat di Irak dan Suriah
Korps tersebut mendukung kelompok-kelompok politik dan bersenjata yang berjuang melawan pengaruh AS di wilayah tersebut.
Iran menegaskan bahwa pasukan pendukungnya di Irak, Suriah, Lebanon dan Yaman beroperasi secara independen dan tidak berperan dalam serangan terhadap pangkalan AS di Yordania.
Duta Besar Iran di PBB, Saeid Iravani, mengatakan serangan AS telah melanggar hukum internasional. Serangan itu juga dianggap menunjukkan upaya putus asa untuk mengalihkan perhatian dari akar penyebab kekacauan regional yang muncul akibat perang di Gaza.
"Klaim bahwa pangkalan Iran di Irak dan Suriah diserang tidak bisa diterima karena tidak berdasar dan dianggap sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari tindakan agresif AS. Jelas bagi semua orang bahwa akar permasalahan di kawasan ini dilakukan oleh rezim Israel, dan didukung penuh oleh AS," ungkap Iravani.