Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Utusan Trump, Keith Kellogg, menyatakan bahwa dalam perundingan di Turki, masing-masing pihak akan menyampaikan dokumen yang memuat usulan syarat-syarat perdamaian. Meski begitu, perbedaan pandangan antara Moskow dan Kyiv masih sangat lebar setelah lebih dari tiga tahun perang.
Perang dimulai pada Februari 2022 ketika Putin mengerahkan puluhan ribu tentara ke Ukraina, menyusul delapan tahun konflik antara pasukan Ukraina dan separatis pro-Rusia di Ukraina timur.
Menurut data AS, sejak saat itu lebih dari 1,2 juta orang tewas atau terluka.
Baca Juga: Pejabat AS Dorong Kesepakatan Damai Rusia- Ukraina Pasca Pertemuan di Vatikan
Trump sendiri pernah menyebut Putin "gila" dan mengkritik Zelenskiy secara terbuka, namun tetap menyatakan bahwa perdamaian dapat dicapai. Ia juga mengatakan akan memberlakukan sanksi keras jika Rusia tidak menunjukkan itikad baik.
Pada Juni tahun lalu, Putin menyampaikan syarat awal untuk mengakhiri perang, yakni Ukraina harus menghentikan ambisinya bergabung dengan NATO dan menarik seluruh pasukan dari empat wilayah Ukraina yang diklaim dan sebagian besar dikuasai Rusia.
Menurut salinan dokumen yang dilihat Reuters, delegasi Ukraina akan menyerahkan peta jalan menuju perdamaian yang mencakup beberapa poin utama: tidak ada pembatasan terhadap kekuatan militer Ukraina setelah kesepakatan tercapai, tidak ada pengakuan internasional atas kedaulatan Rusia atas wilayah Ukraina yang direbut, serta permintaan ganti rugi kepada Rusia.
Baca Juga: Selain Kesepakatan Mineral, Ini yang Diinginkan Donald Trump dari Ukraina
Dokumen itu juga menyebut bahwa garis depan saat ini akan menjadi titik awal untuk negosiasi wilayah lebih lanjut. Saat ini, Rusia menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina, atau sekitar 113.100 km persegi, luas yang setara dengan negara bagian Ohio di Amerika Serikat.