kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.585   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Rusia Kemungkinan Menerima Program Nuklir Korea Utara, AS Kalang Kabut


Jumat, 20 Desember 2024 / 06:59 WIB
Rusia Kemungkinan Menerima Program Nuklir Korea Utara, AS Kalang Kabut
ILUSTRASI. AS menyuarakan kekhawatiran di PBB terkait Rusia yang hampir menerima program senjata nuklir Korea Utara. Sputnik/Artem Geodakyan/REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Rusia menggunakan pasukan Korea Utara untuk memerangi pasukan Ukraina yang menguasai daerah kantong di wilayah Kursk Rusia.

Duta Besar Korea Utara untuk PBB Kim Song menggambarkan hubungan yang lebih erat dengan Rusia sebagai kontribusi positif bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Mengutip apa yang dilihat Pyongyang sebagai blok militer berbasis nuklir yang dipimpin AS di kawasan tersebut, ia juga mengatakan: "Pecahnya perang nuklir di Asia Timur Laut bukan lagi suatu kemungkinan, tetapi masalah waktu."

Duta Besar Korea Selatan untuk PBB Joonkook Hwang memperingatkan Dewan Keamanan untuk bersiap dengan risiko ketidakpastian lebih lanjut yang membayangi menjelang pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump untuk masa jabatan kedua bulan depan.

Tonton: Gara-Gara 1 Hal Ini, Tentara Korea Utara Tak Sengaja Tewaskan 8 Tentara Rusia

"Korea Utara memiliki sejarah tindakan provokatif selama transisi kepresidenan AS, yang dirancang untuk menarik perhatian, meningkatkan taruhan, dan menyiapkan panggung untuk negosiasi langsung dengan pemerintahan AS yang baru," kata Hwang.

"Pola ini dapat terulang dalam beberapa bulan mendatang. Kali ini bisa berupa ICBM (rudal balistik antarbenua) atau peluncuran satelit militer atau bahkan uji coba nuklir ketujuh," katanya.

Korea Utara telah berada di bawah sanksi Dewan Keamanan PBB sejak 2006, dan tindakan tersebut telah terus diperkuat selama bertahun-tahun dengan tujuan menghentikan pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik Pyongyang.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×