kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Senat AS membatasi kemampuan Trump untuk berperang


Kamis, 13 Februari 2020 / 04:55 WIB
Senat AS membatasi kemampuan Trump untuk berperang


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Senat AS memperbaharui peraturan untuk membatasi kemampuan Presiden AS Donald Trump berperang melawan Iran, pada Rabu (12/2/2020). Melansir Reuters, Senat AS akhirnya melakukan pengambilan suara di mana  delapan anggota Partai Republik bergabung dengan Demokrat dalam mendukung resolusi kekuatan perang.

Resolusi itu mengharuskan Trump untuk tidak melibatkan pasukan AS terhadap permusuhan dengan Iran, kecuali Kongres menyatakan perang atau meloloskan otorisasi khusus untuk penggunaan kekuatan militer.

Pemungutan suara 51-45 pada mosi dan akan dilanjutkan ke pemungutan suara final, yang diharapkan akan dilakukan pada hari Rabu atau Kamis.

Baca Juga: Satelit ruang angkasa Rusia mengikuti dan menganggu satelit mata-mata AS

Republik, termasuk Trump, mengatakan peraturan itu akan mengirim pesan yang salah ke Teheran.

"Sangat penting bagi KEAMANAN Negara bahwa Senat Amerika Serikat tidak memberikan suara untuk Resolusi Kekuatan Perang Iran. Kami melakukan dengan sangat baik dengan Iran dan ini bukan waktunya untuk menunjukkan kelemahan," kata Trump di Twitter.

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan resolusi itu menyalahgunakan Undang-Undang Kekuatan Perang karena undang-undang itu dimaksudkan untuk mencegah penyebaran ribuan pasukan ke pertempuran berkelanjutan tanpa otorisasi kongres.

Baca Juga: Ternyata, akibat serangan Iran, 109 pasukan AS cedera otak

Para pendukung undang-undang ini tidak setuju.

"Kami tidak mengirim pesan kelemahan ketika kami membela aturan hukum," jelas Senator Demokrat Tim Kaine, penyokong utama aksi itu dalam konferensi pers dengan Partai Republik Mike Lee dan Susan Collins serta Demokrat Richard Durbin.

"Itu adalah pesan kekuatan dan itu berbicara kepada orang-orang di seluruh dunia yang berada di jalan-jalan melakukan aksi unjuk rasa ... karena mereka menginginkan supremasi hukum," kata Kaine seperti yang dikutip Reuters.

Sementara, dengan menyebut dirinya "penggemar berat" kebijakan luar negeri Trump, Lee mengatakan resolusi tersebut mendukung tujuan Trump untuk membatasi aksi militer. "Ini seharusnya tidak kontroversial," kata Lee.

Baca Juga: Amerika Serikat sebut proyek satelit Iran bisa dipakai untuk proyek rudal nuklir

Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin Demokrat meloloskan resolusi yang sama bulan lalu, ketika Demokrat dan beberapa anggota Republik marah atas kegagalan Trump untuk menginformasikan kepada mereka secara menyeluruh tentang strateginya terhadap Iran.

Mengingatkan saja, Trump pada bulan lalu memerintahkan serangan pesawat tak berawak yang menewaskan komandan militer Iran Qassem Soleimani di bandara di Baghdad, tetapi tidak memberitahu Kongres sampai sesudahnya.

Kekhawatiran bahwa negara itu berada di ambang perang dengan Iran menambah bahan bakar baru untuk upaya berkelanjutan oleh anggota kedua belah pihak untuk mengambil kembali kekuatan untuk menyatakan perang dari Gedung Putih.

Baca Juga: Presiden Iran: AS adalah teroris dan melakukan tindakan teroris

Konstitusi AS memberi Kongres, bukan presiden, kekuatan untuk menyatakan perang.

Meskipun mendapat dukungan bipartisan, resolusi tersebut kemungkinan tidak akan mendapatkan dukungan yang cukup dari anggota partai Trump dan bisa diatasi lewat veto jika hal itu mencapai meja Trump.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×