kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah kunjungi Hawaii, warga Jepang positif virus corona


Sabtu, 15 Februari 2020 / 11:28 WIB
Setelah kunjungi Hawaii, warga Jepang positif virus corona
ILUSTRASI. Ilustrasi virus corona. China Daily via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Otoritas kesehatan Hawaii memulai pencarian pada hari Jumat (14/2) untuk siapa saja yang mungkin memiliki kontak dekat dengan seorang turis Jepang yang jatuh sakit di pulau Oahu. Turis itu dinyatakan positif terkena virus corona baru segera setelah kembali ke negara asalnya.

Melansir Reuters, kasus ini menjadi perhatian publik pada konferensi pers Honolulu yang digelar oleh Gubernur David Ige dan pejabat senior kesehatan negara. Dalam konferensi pers tersebut, Ige mengatakan, pria yang dimaksud diyakini telah terinfeksi di Jepang sebelum memulai perjalanannya, atau saat dalam perjalanan ke Hawaii.

Asumsi itu didasarkan pada masa inkubasi virus selama 14 hari, dan fakta bahwa lelaki itu menjadi simtomatik setelah kurang dari seminggu di Hawaii, kata pejabat kesehatan negara itu.

Baca Juga: Imbas Virus Corona, Maskapai Penerbangan Pangkas Tiket

Reuters juga memberitakan, pasien tersebut dan istrinya mengunjungi pulau Maui dari 28 Januari hingga 3 Februari, kemudian melakukan perjalanan ke Oahu, tempat mereka tinggal sampai terbang pada 7 Februari kembali ke rumah mereka di Prefektur Aichi Jepang tengah.

Direktur kesehatan negara bagian itu, Dr Bruce Anderson, mengatakan pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit hingga mencapai Oahu, tempat ia pertama kali mengalami gejala pernapasan seperti pilek tetapi tidak demam.

Setelah kembali ke Jepang, ia menjadi sakit parah dan dites untuk virus corona setelah pergi ke rumah sakit.

Baca Juga: Antisipasi virus corona, Gereja Katholik Singapura tangguhkan misa umum

Pejabat Hawaii diberitahu melalui Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada hari Jumat, dan otoritas negara pada gilirannya memperingatkan penyedia kesehatan setempat untuk melakukan pencarian penyakit-penyakit dengan gejala seperti coronavirus.

“Kami percaya bahwa ini adalah masalah serius, dan saya ingin meyakinkan Anda bahwa skenario ini persis seperti yang telah kami persiapkan,” kata gubernur seperti dikutip Reuters.

Dr Sarah Park, kepala ahli epidemiologi Hawaii menjelaskan, fokus terbesar adalah untuk mengidentifikasi dan melacak individu yang memiliki kontak tatap muka yang berkepanjangan dengan pria Jepang setelah ia mulai menunjukkan gejala di Oahu.

Berdasarkan apa yang diketahui tentang penularan penyakit, pasien tidak mungkin menular ketika berada di Maui karena ia tidak menunjukkan gejala sakit pada saat itu. Siapa pun yang memiliki kontak singkat dan tak disengaja dengannya setelah ia sakit, seperti melewatinya di lorong, akan dianggap berisiko rendah, kata Park.

Pria itu tidak mengalami demam di Hawaii. Itu juga menjadi pertanda baik karena orang yang terinfeksi diyakini paling menular ketika demam.

Baca Juga: Korea Utara tembak mati warga yang keluar karantina virus corona

Rencana perjalanan pria tersebut tidak jelas. Yang diketahui hanyalah ia tinggal di kondominium dan Hilton Grand Vacations di bagian Waikiki Honolulu. Anderson menambahkan, ia hanya mencari perawatan medis setelah kembali ke Jepang.

Para pejabat kesehatan negara mengatakan mereka sedang berkonsultasi dengan pihak berwenang Jepang untuk mendapatkan rincian lebih lanjut tentang kunjungannya ke Hawaii.

Hawaii, negara bagian kepulauan A.S. di Pasifik yang paling dekat dengan tempat asal wabah coronavirus, tidak melihat adanya infeksi yang tercatat di wilayahnya. Sementara, jumlah kasus di AS yang dikonfirmasi secara nasional mencapai 15 orang, dan tidak ada yang fatal. Delapan kasus ada di California.

Baca Juga: Virus corona sudah menjejakkan kaki di Afrika, Mesir berikan konfirmasi 1 kasus

Total kasus virus corona seluruh dunia sekarang melebihi 66.000 kasus, dengan lebih dari 1.500 kematian. Sebagian besar kasus kematian berada di provinsi Hubei China, pusat wabah.

Di luar China, hampir terdapat 450 kasus telah ditemukan yang tersebar di 24 negara dan wilayah. Dari kasus tersebut, tiga di antaranya berujung kematian. Jepang adalah salah satu negara yang paling sulit, dengan 251 kasus dikonfirmasi, sebagian besar di kapal pesiar dan dikarantina di pelabuhan.

Jepang mengkonfirmasi kematian virus corona pertamanya pada hari Kamis.




TERBARU

[X]
×