kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.367.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.748   38,00   0,23%
  • IDX 8.404   37,19   0,44%
  • KOMPAS100 1.166   6,70   0,58%
  • LQ45 849   5,90   0,70%
  • ISSI 292   1,32   0,45%
  • IDX30 446   3,99   0,90%
  • IDXHIDIV20 512   2,41   0,47%
  • IDX80 131   0,73   0,56%
  • IDXV30 138   0,21   0,15%
  • IDXQ30 141   0,89   0,63%

Shutdown AS Hampir Berakhir, Para Miliarder Dunia Kaya Mendadak


Rabu, 12 November 2025 / 07:35 WIB
Shutdown AS Hampir Berakhir, Para Miliarder Dunia Kaya Mendadak
ILUSTRASI. Kekayaan gabungan 10 orang terkaya dunia melonjak lebih dari US$ 40 miliar pada Senin (10/11/2025), seiring kemajuan pembahasan kesepakatan shutdown AS. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Forbes | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Kekayaan gabungan 10 orang terkaya dunia melonjak lebih dari US$ 40 miliar pada Senin (10/11/2025), seiring kemajuan pembahasan kesepakatan untuk mengakhiri penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat (shutdown).

Mengutip Forbes, kenaikan harga saham Tesla menjadi pendorong terbesar, menambah US$ 10,1 miliar ke kekayaan CEO Elon Musk, sehingga total kekayaannya naik menjadi US$ 492,3 miliar. Angka itu semakin memperkuat posisinya sebagai orang terkaya di dunia, jauh di atas peringkat kedua, Larry Ellison, yang kekayaannya juga naik US$ 2,8 miliar menjadi US$ 296,4 miliar.

Saham Amazon yang menguat turut mendongkrak kekayaan Jeff Bezos sebesar US$ 1,9 miliar menjadi US$ 256,4 miliar. Sementara duo pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin, masing-masing menambah US$ 5,7 miliar dan US$ 5,2 miliar setelah harga saham Alphabet naik.

Mark Zuckerberg juga ikut menikmati kenaikan pasar, menambah US$ 3,8 miliar ke total kekayaannya menjadi US$ 217,1 miliar berkat lonjakan saham Meta. Dari Eropa, taipan mode Bernard Arnault, pemilik LVMH, memperoleh tambahan US$ 4,1 miliar, membuat total hartanya kini mencapai US$ 184,2 miliar.

Kenaikan saham Nvidia mendorong lonjakan kekayaan Jensen Huang sebesar US$ 6,1 miliar menjadi US$ 169,5 miliar. Sementara saham Microsoft yang menguat menambah US$ 800 juta pada kekayaan mantan CEO Steve Ballmer yang kini mencapai US$ 151,5 miliar.

Baca Juga: Ini Dampak Besar Kebijakan Pembatasan Mineral Kritis China Terhadap PDB AS

Warren Buffett, investor legendaris di posisi ke-10, juga ikut menikmati kenaikan pasar dengan tambahan US$ 300 juta, membuat total kekayaannya kini US$ 149,4 miliar.

Saham Maskapai Menguat Seiring Akhir Shutdown AS

Saham maskapai besar Amerika—American Airlines, United Airlines, dan Delta Airlines—masing-masing naik sekitar 2% pada Senin. Kenaikan ini terjadi setelah berminggu-minggu gangguan operasional di bandara akibat kekurangan staf selama masa shutdown.

Menteri Transportasi AS Sean Duffy pekan lalu memperingatkan bahwa pembatalan penerbangan bisa melonjak hingga 20% bila shutdown terus berlanjut, karena banyak pengendali lalu lintas udara tidak masuk kerja.

Administrator FAA Bryan Bedford mengungkapkan bahwa hingga 40% staf pengendali lalu lintas udara absen setiap hari.

Akibatnya, lebih dari 5.000 penerbangan tertunda dan 1.000 penerbangan dibatalkan pada Sabtu, sementara 7.700 penerbangan tertunda dan hampir 2.300 dibatalkan pada Minggu di seluruh AS.

Baca Juga: Mewah tapi Berujung Bui: Kisah Buronan Penipu China dan 61.000 Bitcoin

Bandara utama seperti LaGuardia dan JFK di New York mencatat sepertiga penerbangan berangkat terlambat.

Tesla dan Cybertruck Kembali Jadi Sorotan

Saham Tesla juga naik setelah muncul kabar bahwa Siddhant Awasthi, kepala divisi Cybertruck, memutuskan hengkang setelah tiga tahun menjabat.

Cybertruck sendiri telah mengalami hampir selusin penarikan (recall) sejak mulai dikirim ke konsumen pada November 2023, setelah sempat tertunda bertahun-tahun karena kendala produksi dan pasokan baterai.

Pemberitahuan recall terbaru mengungkapkan bahwa Tesla baru menjual sekitar 63.619 unit Cybertruck, jauh di bawah target 250.000 unit per tahun yang pernah diprediksi Elon Musk.

Latar Belakang: Kekhawatiran Ekonomi dan Shutdown Terpanjang

Beberapa bulan terakhir, pesimisme terhadap ekonomi AS meningkat di kalangan masyarakat.

Banyak konsumen mulai khawatir dengan dampak ekonomi dari shutdown pemerintah AS yang merupakan terpanjang dalam sejarah negara itu.

Joanne Hsu, Direktur survei sentimen konsumen Universitas Michigan, menulis pekan lalu bahwa semakin lama shutdown berlangsung, semakin besar pula kekhawatiran masyarakat terhadap “dampak negatif bagi perekonomian.”

Tonton: Laba Berkshire Melesat, Buffett Pilih Tumpuk Kas Jadi Rp 6.336 Triliun

Lembaga riset The Conference Board juga mencatat bahwa banyak responden menyebut shutdown pemerintah sebagai kekhawatiran utama, menandakan meningkatnya sikap pesimistis konsumen terhadap prospek ekonomi AS.

Kesimpulan

Kenaikan pasar saham AS setelah kabar kemajuan kesepakatan akhir shutdown membawa tambahan kekayaan besar bagi para miliarder dunia, terutama Elon Musk yang kini semakin jauh meninggalkan pesaingnya. Namun, di balik euforia pasar, situasi ekonomi AS masih dibayangi ketidakpastian akibat dampak shutdown berkepanjangan dan kekhawatiran konsumen terhadap kondisi ekonomi jangka menengah.
Sektor transportasi udara dan teknologi menunjukkan sinyal pemulihan, tetapi tantangan struktural—dari inflasi hingga gangguan pasokan—masih membayangi.

Selanjutnya: Harga Minyak Stabil pada Rabu (12/11) Pagi, Pasar Menanti Laporan Outlook Pasokan

Menarik Dibaca: Rumor iPhone 18 Pro: Hadirkan Beberapa Pilihan Warna, Ada Burgundy & Juga Coffee




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×