kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.654   43,00   0,26%
  • IDX 8.062   21,74   0,27%
  • KOMPAS100 1.119   1,25   0,11%
  • LQ45 803   -0,66   -0,08%
  • ISSI 279   0,69   0,25%
  • IDX30 421   -0,71   -0,17%
  • IDXHIDIV20 485   1,67   0,34%
  • IDX80 122   0,04   0,03%
  • IDXV30 132   0,21   0,16%
  • IDXQ30 134   0,20   0,15%

Singapura Tegaskan Dukungan Solusi Dua Negara, Belum Akui Palestina


Selasa, 23 September 2025 / 09:42 WIB
Singapura Tegaskan Dukungan Solusi Dua Negara, Belum Akui Palestina
ILUSTRASI. The United Nations headquarters building is pictured though a window with the UN logo in the foreground in the Manhattan borough of New York August 15, 2014. REUTERS/Carlo Allegri


Sumber: Channel News Asia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pemerintah Singapura menegaskan kembali komitmennya mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, meski belum mengambil langkah pengakuan resmi terhadap Negara Palestina.

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan menyampaikan hal tersebut dalam pernyataan di parlemen pada Senin (22/9/2025).

Ia menekankan, Singapura akan mempertimbangkan kembali posisinya jika situasi di Gaza terus memburuk atau jika Israel mengambil langkah lebih jauh yang menghilangkan prospek solusi dua negara.

Baca Juga: Presiden Prabowo di KTT PBB: Indonesia Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Palestina

"Kami akan mengakui Negara Palestina ketika telah terbentuk pemerintahan efektif yang mengakui hak Israel untuk eksis dan secara tegas menolak terorisme," ujar Balakrishnan dilansir dari laman Channelsnewsasia Selasa (23/9/2025)..

Pernyataan ini muncul sehari setelah Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal secara resmi mengakui Negara Palestina.

Langkah empat negara Barat tersebut dipandang sebagai bentuk frustrasi atas perang berkepanjangan di Gaza dan sebagai dorongan bagi solusi dua negara. Israel merespons keputusan itu dengan kemarahan.

Sanksi Terhadap Kelompok Ekstremis

Balakrishnan menegaskan Singapura menolak aneksasi sepihak atas wilayah pendudukan Palestina karena dianggap pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.

Ia juga mengumumkan rencana pemberlakuan sanksi terarah terhadap pemimpin kelompok pemukim radikal yang melakukan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Baca Juga: Pengakuan Palestina Kian Luas, Israel Ancam Balas dengan Aneksasi

Menurutnya, pembangunan permukiman Israel di wilayah pendudukan ilegal berdasarkan hukum internasional.

Singapura secara konsisten mendukung resolusi PBB yang menolak aktivitas tersebut dan menyerukan Israel menghentikan pembangunan permukiman baru.

"Operasi militer Israel yang kian intensif di Gaza telah memperburuk penderitaan warga sipil tak bersalah. Ini tidak dapat dibenarkan," kata Balakrishnan.

Ia menambahkan, skala kematian sipil yang mencapai lebih dari 60.000 jiwa, sepertiganya anak-anak sangat memprihatinkan.

Bantuan Kemanusiaan Singapura

Singapura juga meningkatkan bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Hingga saat ini, Singapura telah menyalurkan 10 gelombang bantuan dengan nilai total lebih dari S$24 juta.

Baca Juga: Pidato Prabowo di KTT PBB: Jika Israel Akui Palestina, RI Akui Israel

Bantuan terbaru mencakup dukungan bagi rumah sakit di Mesir yang merawat korban luka asal Gaza, pengiriman tim medis, serta kontribusi US$500.000 untuk program pangan dunia (WFP).

Di bawah inisiatif Jordan’s Restoring Hope for Gaza, Singapura akan menyediakan perlengkapan prostetik bagi sekitar 100 korban amputasi warga Palestina.

Posisi Politik yang Konsisten

Balakrishnan menegaskan, meski Singapura memiliki hubungan baik dengan Otoritas Palestina, tantangan utama masih terletak pada absennya pemerintahan Palestina yang menyatukan Tepi Barat dan Gaza.

Sejak 2007, Hamas menguasai Gaza setelah merebutnya dari Otoritas Palestina, dan hingga kini belum mengakui keberadaan Israel maupun melepaskan aksi terorisme.

"Singapura mendukung hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan memiliki negara, tetapi yang lebih penting adalah terbentuknya pemerintahan efektif yang bisa mengendalikan seluruh wilayah Palestina," jelasnya.

Baca Juga: Italia Rusuh: Gelombang Aksi Bela Palestina vs Sikap Keras Meloni

PM Lawrence Wong: Jangan Biarkan Konflik Membelah Singapura

Perdana Menteri Lawrence Wong juga menegaskan posisi Singapura melalui pernyataan di Facebook pada Senin malam.

Ia menyebut solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi.

"Sayangnya, elemen ekstremis di kedua belah pihak terus merusak prospek solusi dua negara," tulis Wong.

Karena itu, Singapura menjatuhkan sanksi pada pemimpin kelompok pemukim radikal yang melakukan kekerasan terhadap warga Palestina.

Wong menambahkan, Singapura akan tetap membantu rakyat Palestina dengan cara praktis, sambil terus memantau perkembangan di lapangan.

Baca Juga: Ini Peringatan Keras Arab Saudi kepada Israel Terkait Palestina

Ia menutup pesannya dengan imbauan agar rakyat Singapura tetap bersatu.

"Konflik di Gaza sangat menyakitkan untuk disaksikan, tetapi kita tidak boleh membiarkan peristiwa di luar negeri memecah belah kita di dalam negeri," ujarnya.

Selanjutnya: Langsung ARA, Saham Merdeka Gold Resources (EMAS) Melesat 25%

Menarik Dibaca: Terbaru! KCU BCA Karawang Dibuka, Layanan Prioritas Tersedia




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×